digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Beberapa jenis tanaman potensial energi dapat dikembangkan di hutan rakyat sekitar Gunung Geulis, namun selama ini masyarakat belum menyadari potensi beberapa tanaman energi sehingga belum banyak di manfaatkan. Selain itu produktivitas hutan rakyat masih cenderung rendah, salah satu penyebabnya adalah teknik pemeliharaan yang kurang baik pada awal pertumbuhan. Gulma merupakan salah satu faktor pemicu menurunnya produktivitas kayu di hutan rakyat. Memberantas gulma selama ini memerlukan waktu dan biaya yang mahal sehingga diperlukan teknik pemberantasan gulma yang efektif yaitu pemulsaan. Produktivitas kayu dapat dilihat dari diameter batang, tinggi batang, jumlah daun, biomassa serta kondisi lingkungan dan keberadaan gulma. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian jenis mulsa terhadap pertumbuhan tanaman, kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban tanah) serta keberadaan gulma. Penelitian ini dilaksanakan di lahan hutan rakyat Desa Jatiroke dengan melakukan penanaman bibit tanaman potensial energi. Metode penanaman dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor pemberian 4 jenis mulsa (infarboard, kertas minyak, pelepah pisang dan tanpa mulsa) terhadap 5 jenis spesies (G. arborea, P. falcataria, C. arabica, A. cadamba dan A. mangium) yang dilakukan pengulangan 3 kali sehingga terdapat 60 satuan percobaan. Hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa jenis tanaman potensial energi memiliki peningkatan diameter terbesar adalah G. arborea dengan pemberian mulsa kertas minyak (0,53 cm), sedangkan pertambahan tinggi batang paling besar terdapat pada P. falcataria dengan pemberian mulsa pelepah pisang (17,6 cm) dan petambahan jumlah daun paling banyak terdapat pada G. arborea dengan pemberian mulsa kertas minyak (34 helai) serta biomassa bibit paling besar terdapat pada A. cadamba dengan pemberian mulsa infraboard (32,04 gram). Berbagai jenis mulsa memiliki pengaruh terhadap kondisi lingkungan dimana suhu tanah paling rendah terdapat pada mulsa pelepah pisang (23,28OC) dan suhu tanah paling tinggi terdapat pada tanaman dengan pemberian mulsa infraboard (25,03OC). Kelembaban tanah paling besar terdapat pada tanaman dengan pemberian mulsa infraboard (85,43%) dan terendah terdapat pada tanaman tanpa mulsa (72,55%). Kerapatan gulma paling banyak terdapat pada tanaman tanpa mulsa (32,85%) dan kerapatan gulma paling sedikit terdapat pada tanaman dengan pemberian mulsa infraboard (23%).