digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jalur Hijau Jalan (JHJ) merupakan jalur yang terletak di dalam ruang milik jalan (RUMIJA) maupun di ruang pengawasan jalan (RUWASJA) yang dipergunakan untuk penempatan tanaman serta elemen lanskap lain. Sebagai kesatuan dari pepohonan, JHJ memiliki peran sebagai penyangga lingkungan dengan 3 fungsi utama yaitu pereduksi polusi, peredam kebisingan, dan pembatas jalan. Sementara sebagai individu, pepohonan di JHJ memiliki fungsi ekologi utama sebagai penambat karbon dan mengurangi polusi kendaraan bermotor. Namun kenyataannya, JHJ di perkotaan belum berfungsi secara optimal dengan besarnya gap antara emisi CO2 dan daya serap CO2 oleh pepohonan pada JHJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kondisi daya serap CO2 dan simpanan karbon pada JHJ saat ini untuk mengoptimalkan fungsi JHJ. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan perhitungan emisi CO2 dari sumber bergerak, pengukuran daya serap CO2 dan perhitungan simpanan karbon pada JHJ. Penelitian dilakukan di SWK Tegalega Kota Bandung yang merupakan wilayah terpadat penduduk di Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dalam dua kegiatan, yaitu pengambilan data pohon dan data kendaraan. Pengambilan data pohon dilakukan dengan metode sensus pada lima jalan yang telah dipilih, yaitu Jalan Soekarno Hatta, Moch. Toha, Kopo, Terusan Pasirkoja, dan Peta. Pohon pada JHJ diidentifikasi jenisnya dan diukur diameternya untuk dianalisis serapan CO2 dan simpanan karbonnya. Pengumpulan data kendaraan dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan per 15 menit selama 2 jam di lokasi yang sama sebanyak 4 kali/hari. Kendaraan yang dihitung terdiri atas 13 jenis kendaraan bermotor. Data pohon dianalisis berdasarkan kerapatan per luas JHJ, indeks keanekaragaman dengan indeks Shannon-Wiener, jumlah daya serap CO2 dihitung pada masing-masing spesies, dan simpanan karbon dihitung dengan persamaan alometrik. Penghitungan data kendaraan merujuk pada Intergovernmental Panel on Climate Change tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor adalah 1.739.686,8 ton/tahun sementara daya serap CO2 JHJ hanya 452,127 ton/tahun sehingga terdapat sisa emisi CO2 sebesar 1.739.234,74 ton/tahun. Nilai sisa emisi menunjukkan bahwa JHJ belum berfungsi secara optimal. Simpanan karbon yang berada pada JHJ adalah 443,56 ton yang menandakan JHJ menyimpan karbon dalam jumlah yang cukup besar untuk wilayah perkotaan. Berdasarkan nilai emisi CO2 dari sumber bergerak, daya serap CO2 JHJ, dan sisa emisi CO2 yang ada, strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi ketidakoptimalan fungsi JHJ adalah dengan menambahkan 13 jenis vegetasi sebanyak 457.549 individu pada JHJ dan pembatasan volume kendaraan hingga mencapai nilai 43.137 unit/tahun.