Komponen kecepatan hasil model yang disimulasikan secara baroklinik dengan meninjau pengaruh pasang surut, komponen atmosferik serta limpasan sungai menggunakan Hamburg Shelf Ocean Model (HAMSOM) akan digunakan untuk menganalisis dinamika arus di Selat Bangka. Analisis dilakukan selama 2 tahun, yaitu tahun 2013 dan 2014.
Arus rata-rata bulanan di Selat Bangka memiliki kecenderungan bergerak dari selatan ke utara selat pada saat musim tenggara dengan kecepatan rata-rata 0,2 m/det dan bergerak dari utara ke selatan selat dengan kecepatan rata-rata 0,13 m/det pada musim barat laut. Pada musim transisi (umumnya Bulan Maret hingga Mei dan Bulan September hingga November) dimana angin musim melemah, pasang surut menjadi lebih dominan dan membuat adanya konvergensi arus di Selat Bangka. Arus bulanan ini berulang membentuk pola angin musiman.
Konvergensi arus di Selat Bangka dimulai dari selatan selat pada musim transisi pertama (Maret – Mei) dan dimulai dari utara selat pada musim transisi kedua (September – November). Pada musim transisi kedua ini konvergensi di kedalaman mulai dari 7,5 meter tidak terlihat, arusnya cenderung bergerak dari utara ke selatan.
Spektrum perioda perubahan debit sungai dibandingkan terhadap perubahan kecepatan di Selat Bangka. Perioda debit Sungai Banyuasin, Musi dan Batang menunjukan pola yang paling sesuai pada area sekitar Sungai Banyuasin dan paling rendah pada daerah tengah selat yang paling relatif jauh dari sungai.