Selat Bangka merupakan perairan yang dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran
regional, pelayaran nasional, dan kabel bawah laut. Pada jalur kabel bawah laut
Sumatra-Bangka ditemukan lubang, keberadannya telah mengganggu oprasional
Selat Bangka. Oleh karena itu, peninjauan kedalaman perairan menjadi faktor
penting di Selat Bangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola erosi dan
deposisi di Selat Bangka serta terkhusus memodelkan perubahan kedalaman di
lokasi lubang pada jalur kabel bawah laut Sumatra-Bangka. Digunakan model
numerik Finite Volume Community Ocean Model (FVCOM) dan didapatkan
verifikasi hasil model dengan nilai RMSE (Root Mean Squared Error) untuk elevasi
(0,149 m), komponen arus-u (0,192 m/s), dan komponen arus-v (0,147 m/s).
Kondisi arus di Selat Bangka bergerak bolak-balik (tenggara-barat laut) dengan
kecepatan arus terkuat terdapat di bagian utara dan selatan Selat Bangka dengan
nilai mencapai 1,3 m/s (permukaan) dan 1,1 m/s (kedalaman 10 m). Rata-rata erosi
dan deposisi kumulatif selama 1 tahun di Selat Bangka masing-masing sebesar
-0,03 m dan 0,2 m. Erosi maksimum terjadi di lokasi lubang, yaitu mencapai
-0,48 m, sedangkan deposisi terbesar berada di muara Sungai Mancong sebesar
1 m. Hasil simulasi dalam kurun waktu 1 tahun menunjukkan bahwa kondisi lubang
di jalur kabel bawah laut Sumatra-Bangka semakin dalam, yaitu dari 11 m menjadi
11,48 m. Kondisi lubang yang semakin dalam dapat meningkatkan risiko suspensi
kabel bawah laut sehingga memperbesar potensi kerusakan kabel.