digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Selat Bangka merupakan perairan yang dimanfaatkan sebagai jalur pelayaran regional, pelayaran nasional, dan kabel bawah laut. Pada jalur kabel bawah laut Sumatra-Bangka ditemukan lubang, keberadannya telah mengganggu oprasional Selat Bangka. Oleh karena itu, peninjauan kedalaman perairan menjadi faktor penting di Selat Bangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola erosi dan deposisi di Selat Bangka serta terkhusus memodelkan perubahan kedalaman di lokasi lubang pada jalur kabel bawah laut Sumatra-Bangka. Digunakan model numerik Finite Volume Community Ocean Model (FVCOM) dan didapatkan verifikasi hasil model dengan nilai RMSE (Root Mean Squared Error) untuk elevasi (0,149 m), komponen arus-u (0,192 m/s), dan komponen arus-v (0,147 m/s). Kondisi arus di Selat Bangka bergerak bolak-balik (tenggara-barat laut) dengan kecepatan arus terkuat terdapat di bagian utara dan selatan Selat Bangka dengan nilai mencapai 1,3 m/s (permukaan) dan 1,1 m/s (kedalaman 10 m). Rata-rata erosi dan deposisi kumulatif selama 1 tahun di Selat Bangka masing-masing sebesar -0,03 m dan 0,2 m. Erosi maksimum terjadi di lokasi lubang, yaitu mencapai -0,48 m, sedangkan deposisi terbesar berada di muara Sungai Mancong sebesar 1 m. Hasil simulasi dalam kurun waktu 1 tahun menunjukkan bahwa kondisi lubang di jalur kabel bawah laut Sumatra-Bangka semakin dalam, yaitu dari 11 m menjadi 11,48 m. Kondisi lubang yang semakin dalam dapat meningkatkan risiko suspensi kabel bawah laut sehingga memperbesar potensi kerusakan kabel.