Cerita rakyat merupakan salah satu sarana transfer pelajaran kehidupan yang digunakan dari generasi ke generasi. Semakin berkembangnya kehidupan manusia dan di tengah maraknya buku anak modern yang mengusung tema moral, cerita rakyat hadir dengan adaptasi baru agar sesuai dengan target sasaran. Adaptasi ini diikuti dengan perubahan tema-tema sensitif yang terdapat dalam cerita rakyat, seperti kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengupas bagaimana perupaan buku cerita rakyat Indonesia yang menarasikan kematian dari segi gambar, teks, serta relasi yang terbangun antar keduanya. Menggunakan metode analisis konten, penelitian ini mengambil sampel cerita yang mengandung subtema kematian sebagai alur plot penting dari lima buku cetak cerita rakyat Indonesia dengan rentang tahun terbit 2015-2017. Sampel tersebut dibagi kedalam lima kategori tema kematian berdasarkan alur plot dan tokoh yang mengalami kematian; 1) kematian tokoh minor sebagi penggerak alur cerita, 2) kematian tokoh utama sebagai pengorbanan, 3) kematian tokoh utama sebagai bentuk kutukan, 4) kematian tokoh antagonis, dan 5) kematian tokoh utama untuk melewati kesulitan hidup. Kesimpulan yang didapatkan adalah penggambaran kematian dalam cerita rakyat pada umumya mengalami penghalusan. Visual menghindari penggambaran secara eksplisit (dekomposisi) dan lebih menekankan penggambaran ilustrasi yang estetis dengan pewarnaan cerah dan penceritaan yang metaforik. Peran teks dalam buku cerita rakyat lebih dominan, dengan 80% menentukan gambar apa yang ditampilkan dalam ilustrasi, membuat relasi antar keduanya menjadi simetri.