Endapan timah aluvial di Blok I, Blok II, dan Blok III dengan luas masing-masing sekitar 40 Ha di Pulau Bangka merupakan lahan-lahan bekas tambang rakyat yang litologinya didominasi oleh tanah bekas (tailing), sisa endapan timah aluvial, dan batuan dasar (kong). Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi potensi awal sumberdaya timah aluvial berdasarkan 54 titik bor di Blok I, 68 titik bor di Blok II, dan 50 titik bor di Blok III, yang diperoleh dari beberapa periode waktu eksplorasi yang berbeda yaitu tahun 1970-an, 1980-an, dan 2010-an untuk Blok I, tahun 1980-an dan 1990-an untuk Blok II, serta 1960-an, 1970-an, 1980-an, dan 1990-an untuk Blok III. Sebaran data secara spasial dan secara statistik dianalisis untuk menguji konsistensi data pada setiap periode. Pemodelan geologi secara 3D dilakukan dengan perangkat lunak Datamine Studio 3 berdasarkan data pemboran yang selanjutnya dilakukan estimasi kadar dengan metode Ordinary Kriging (OK). Ukuran cell dari proto model 3D yang digunakan adalah 10 m × 10 m × 1 m. Untuk estimasi dengan metode OK, maka dilakukan analisis variogram omnidirectional 3D untuk mendapatkan parameter geostatistik seperti nugget variance, sill, dan range dengan fitting model Spherical. Berdasarkan estimasi dengan metode OK didapatkan sumberdaya terukur timah aluvial sebesar 69 ribu m3 dengan kadar rata-rata 8 kg/m3 untuk Blok I, 81 ribu m3 dengan kadar rata-rata 8.87 kg/m3 untuk Blok II, dan 87 ribu m3 dengan kadar rata-rata 13.29 kg/m3 untuk Blok III. Sebagai pembanding, dilakukan pemodelan sumberdaya secara 2D dengan metode Polygonal menggunakan bantuan software AutoCAD 2019 (free trial). Estimasi sumberdaya terukur yang didapatkan berupa bijih timah sebesar 96 ribu m3 dengan kadar rata-rata 13.61 kg/m3 untuk Blok I, 106 ribu m3 dengan kadar rata-rata 14.74 kg/m3 untuk Blok II, dan 109 ribu m3 dengan kadar rata-rata 14.86 kg/m3 untuk Blok III.