Tebu (Saccharum officinarum) merupakan salah satu hasil panen berlimpah di
Indonesia. Produksi kebutuhan pangan olahan tebu seperti produksi gula dan
minuman sari tebu menghasilkan banyak limbah berupa ampas tebu (bagasse)
yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga hanya menjadi sampah dan
menimbulkan pencemaran di lingkungan sekitar tempat produksi. Ampas tebu
mengandung serat selulosa tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
tekstil dan produk fashion. Karakteristik serat tebu yang kaku dan kuat berpotensi
sebagai material yang dapat digunakan untuk produk fashion terutama aksesoris
seperti tas yang ramah lingkukan karena proses biodegradasi tebu yang cepat.
Eksplorasi ampas tebu hasil produksi minuman sari tebu dengan pencampuran
ampas tebu dan lateks alam yang diolah melalui pengadopsian teknik tekstil nonwoven
dengan menggunakan alat dan bahan sederhana menghasilkan material
yang memiliki berbagai motif dan tekstur. Karakteristik material olahan ampas
tebu dapat disesuaikan saat pembuatan struktur awal material sesuai dengan
kebutuhan desain. Eksplorasi tersebut menghasilkan material non-woven berupa
lembaran padat yang layak pakai untuk membuat produk tas fashion jenis
handbag, clutch, dan sling bag yang ramah lingkungan, fungsional, dan memiliki
daya pakai dan daya jual, serta memperluas pemanfaatan ampas tebu dalam dunia
desain fashion dan menjadi solusi usaha pencegahan pencemaran lingkungan
akibat proses pengolahan tebu.