digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Citarum merupakan salah satu sungai paling strategis di Indonesia. Hingga saat ini setidaknya terdapat tiga PLTA yang dibangun di sepanjang Sungai Citarum, yakni Saguling, Cirata, dan Jatiluhur yang berperan sangat strategis untuk mendukung ketersedian energi listrik dan air baku. Sungai ini memiliki potensi air sebesar 13 milyar m3/tahun dan sekitar 500 pabrik berdiri di sekitarnya. Seiring dengan pertambahan penduduk dan ragam kegiatannya, tekanan terhadap Sungai Citarum semakin meningkat. Pada tahun 2013 Sungai Citarum merupakan salah satu dari 10 sungai paling tercemar di dunia karena kandungan timbal, aluminium, mangan, dan besi beberapa kali lebih tinggi dari angka rata-rata dunia. Penelitian pada tahun 2017 menyatakan bahwa nilai magnetisme sampel sedimen tersuspensi di hulu Sungai Citarum lebih tinggi dari sampel di hilir. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya pencemaran Sungai Citarum. Dalam penelitian ini, 18 sampel sedimen tersuspensi di aliran Sungai Citarum dari hulu ke hilir dan 13 sampel dari anak sungai yang mengalir ke dalamnya dianalisis dengan uji XRD, XRF, dan SEM-EDS untuk mengetahui komposisi geokimia dan mineral yang terdapat dalam sedimen tersuspensinya. Hasil uji XRD menunjukkan bahwa sedimen tersuspensi Sungai Citarum mengandung mineral lempung grup kaolinit dan smektit serta mineral besi oksida yang memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi logam berat dengan baik. SEM-EDS menunjukkan hasil yang sama dengan hasil XRD, dimana sedimen tersuspensi memperlihatkan struktur lembar (layer) mineral lempung. Uji XRF menunjukkan konsentrasi logam berat dalam sedimen tersuspensi yang cenderung lebih tinggi dari konsentrasi alamiahnya di bagian hulu, khususnya besi, seng, zirkon, kadmium, dan timbal. Dengan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; 1) Sedimen tersuspensi Sungai Citarum yang mengandung mineral lempung dan besi oksida yang mengadsorpsi logam dari limbah yang masuk ke Sungai Citarum. 2) Pencemaran Sungai Citarum tidak dapat dilihat hanya dari sisi kimia air saja, tetapi perlu melihat geokimia sedimennya juga, yang mana bila sedimen tersuspensi ini terendapkan akan menurunkan kualitas tanah dan berbahaya bagi lingkungan tanah.