digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan internal pendistribusian air minum umumnya disebabkan oleh tingginya kehilangan air yang mengakibatkan gangguan layanan serta meningkatnya biaya produksi dan perawatan. IPA Bengkuring merupakan unit pengolahan air tunggal yang mensuplai air di seluruh wilayah Bengkuring, Puspita dan Padat Karya. Pada Tahun 2013, wilayah ini memiliki angka kehilangan air yang sangat tinggi, yaitu 63 %. Konsep DMA merupakan sebuah strategi dalam mengelola kehilangan air terutama kehilangan air fisik, yakni dengan membagi satu jaringan pasokan air terbuka menjadi zona-zona terisolasi bermeter yang lebih kecil dan lebih bisa dikelola. Tujuan utama dalam penerapan konsep ini ialah menurunkan kehilangan air fisik. Pada penelitian ini, dilakukan kajian teknis dan finansial terkait kelayakan dari penerapan DMA di wilayah layanan IPA Bengkuring. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah simulasi hidrolika jaringan (menggunakan Software Epanet), perhitungan neraca air (menggunakan software WB Easycalc), dan simulasi kelayakan finansial (menggunakan Net Present Value, Benefit Cost Ratio, dan Payback Period). Menurut hasil akhir penyusunan neraca air dalam penelitian ini, didapatkan angka kehilangan air di wilayah layanan distribusi IPA Bengkuring Tahun 2015 sebesar 46%, yang mana terdiri dari 8% kehilangan air non fisik/komersil dan 38% kehilangan air fisik. Kemudian berdasarkan hasil analisa teknis dan finansial, DMA skenario 3 terpilih sebagai desain yang cukup efektif diterapkan karena memiliki tekanan rata-rata distribusi paling baik di tahun awal dengan kontinuitas tekanan distribusi lebih lama. Pada penerapan DMA skenario 3 ini, membagi wilayah layanan distribusi Bengkuring menjadi 7 zona DMA dengan zona layanan terbesar meliputi 500 - 600 SR dan zona layanan terkecil meliputi 100 - 200 SR. Berdasarkan hasil simulasi Epanet, tekanan rata-rata distribusi setelah diterapkannya DMA skenario 3 ini meningkat 30 % dari tekanan awal eksisting 17,59 m menjadi 23,31 m, sementara itu berdasarkan simulasi peningkatan kebutuhan air dan distribusi IPA, DMA skenario 3 ini memiliki keandalan hingga tahun ke-13 sesuai standar tekanan rata-rata minimal 5 m. Selain itu ditinjau dari finansial, penerapan DMA Skenario 3 ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp 3.112.780.000,- dengan NPV, BCR dan PP selama periode analisis 20 tahun berturut-turut sebesar Rp 22.096.998.512,- ; 1,44 ; dan 5,20 tahun. Desain DMA skenario 3 ini memiliki ukuran zona layanan yang relatif kecil untuk meningkatkan kesadaran “awarness” kebocoran pipa, perbaikan kebocoran secara aktif, mempermudah operasional penurunan kehilangan air fisik yang pada akhirnya akan mempercepat penurunan angka kehilangan air fisik.