digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1997 Kamaludin
PUBLIC Alice Diniarti

Gelombang kejut didefinisikan sebagai gerakan atau perjalanan pada sebuah perubahan kerapatan dan arus lalu lintas. Pada keadaan arus bebas, kendaraankendaraan akan melaju dengan kecepatan tertentu. Apabila pada arus tersebut diberikan suatu hambatan, maka akan terjadi pengurangan arus yang dapat melewati lokasi hambatan tersebut Pengurangan arus ini mengakibatkan kerapatan kendaraan pada daerah sebelum penghambat menjadi tinggi yang pada akhirnya kecepatan turun atau bahkan terjadi antrian. Hambatan pada arus lalu lintas tersebut dapat berupa penutupan sebagian atau seluruh lajur jalan misalnya akibat terjadinya kecelakaan, perbaikan jalan atau dapat juga hambatan terjadi karena adanya lampu lain lintas. Penelitian yang dilakukan di Yogyakarta yaitu pada Jalan Lingkar Utara dan Jalan Kali Urang, adanya hambatan arus lalu lintas akibat lampu lalu lintas dengan waktu siklus 100 detik ( 25 detik hijau, 3 detik kuning dan 72 detik merah ), pada Simpang Monumen Yogya Kembali dan Simpang Purna Budaya menunjukkan bahwa waktu siklus yang digunakan saat ini hanya mampu melepas arus lalu lintas kurang Bari 1000 smp/jam. Nilai ini didasarkan pada grafik hubungan antara arus dengan kerapatan. Apabila arus yang lewat sudah mencapai angka 1000 smp/jam, waktu nyala hiiau tidak mampu lagi melepas seluruh antrian yang terjadi pada saat lampu merah menyala. Oleh karena itu diperlukan pengaturan ulang waktu siklus. Pada bagian lain, penelitian yang dilakukan pada ruus Jalan Toll Jakarta - Cikampek ( 4 lajur 2 arah terpisah median dengan lebar lajur 3,6 meter ), dengan menggunakan 3 metode yaitu Greenshields, Greenberg dan Underwood didapatkan rata-rata arus maksimum sebesar 2380 smp/jam, namun dalam perhitungan gelombang kejut digunakan nilai arus maksimum tiap lajur sebesar 2300 smp/jam. Pada keadaan arus yang lewat kurang dari 2300 smp/jam, dengan adanya penutupan 1 lajur tidak mengakibatkan terjadinya antrian, namun mengakibatkan penurunan kecepatan. Apabila jalan ditutup seluruh lajur, antrian yang terjadi cepat bertambah panjang. Sebagai contoh bahwa adanya penutupan 1 lajur pada keadaan arus 3000 amp/jam, antrian akan bertambah 271 meter setiap 5 menit baik dari arah Jakarta maupun Cikampek. Apabila jalan ditutup seluruh lajur, tambahan panjang antrian setiap 5 menit sebesar 1360 meter dari arah Jakarta dan 1020 meter dari arah Cikampek. Dari basil analisis juga didapatkan bahwa kecepatan terbentuknya antrian dan waktu penormalan arus cukup tinggi apabila jalan ditutup lebih dari 2 meter, sehingga disarankan bahwa dengan adanya gangguan, penutupan lebar lajur tidak lebih dari 2 meter