digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keberadaan data seismik sebagai suatu sinyal non stasioner menjadi tantangan tersendiri untuk dapat diolah menjadi data dengan resolusi yang lebih baik. Nilai frekuensi yang berubah seiring pertambahan waktu membuat pengolahan dalam domain waktu tidak lagi dapat digunakan secara maksimal, sehingga dibutuhkan alat untuk dapat mengubah domain tersebut ke dalam domain frekuensi.Dekomposisi spektral dengan metode continuous wavelet transform (CWT) adalah salah satu alat yang dapat digunakan. Lebar window yang digunakan metode CWT ini dapat diaplikasikan secara fleksibel dengan wavelet yang terdapat pada data seismik dan menjadi keunggulan dibandingkan dengan metode short time fourier transform (STFT). Selain itu digunakan metode lain yaitu inversi impedansi akustik untuk melihat persebaran lateral dari batupasir. Lokasi penelitian “QDR†yang berada pada Formasi Talang Akar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi seberapa baik metode CWT dan inversi impedansi akustik dalam memetakan persebaran lateral batupasir pada lokasi penelitian. Wavelet yang digunakan dalam analisis CWT adalah Mexican Hat wavelet, sedangkan inversi AI yang dilakukan adalah model based. Keberadaan batupasir akan berasosiasi dengan frekuensi 60 Hz, dengan tebal rata-rata sekitar 15 meter. Hasil AI menunjukkan bahwa batupasir pada lokasi penelitian merupakan tight sandstone dengan nilai AI yang tinggi 9600 – 10600 (g.m/cm3.s) dan memiliki porositas dengan nilai 17 – 23%. Berdasarkan peta sebaran frekuensi dan inversi AI dapat dilihat bahwa inversi AI lebih menunjukkan persebaran lateral batupasir yang lebih baik dengan arah penyebaran utara ke selatan dari lokasi penelitian.