Sistem pembayaran non-tunai memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan juga transportasi yang mengurangi waktu transaksi dan meningkatkan efektivitas. Penelitian ini menganalisis sistem peta, adopsi, dampak, dan masa depan non-tunai (e-money dan pembayaran mobile) pada sistem transportasi di Indonesia. Untuk menganalisa adopsi, penulis menggunakan Technology Acceptance Model yang terdiri dari empat dimensi, yaitu Karakteristik non-tunai (Mobilitas, keterjangkauan, Kompatibilitas, dan Kenyamanan), Perbedaan Individu (Inovatif dan Pengetahuan sistem non-tunai), Kesiapan Adopsi (Kegunaan, Kemudahan Penggunaan, Pengaruh Sosial, dan Kondisi Fasilitasi), dan Risiko Kredibilitas yang Ditanggung (Risiko Keamanan dan Risiko Privasi). Menggunakan alat kuesioner yang berdasarkan metode konvensional dan non-probabilitas, penulis mengumpulkan 280 responden untuk pengguna kartu uang elektronik dan 269 untuk pengguna pembayaran seluler. Hasil dari PLS menunjukkan bahwa semua data valid dan dapat diandalkan untuk digunakan untuk penelitian. Kegunaan dan Kondisi Fasilitasi adalah alasan utama untuk maksud menggunakan kartu uang elektronik dan Pembayaran seluler. Kompatibilitas dan kenyamanan juga memiliki efek signifikan untuk meningkatkan Penggunaan Kartu Uang Elektronik dan Pembayaran Seluler yang Diperhatikan. Para pengguna juga tidak peduli tentang Risiko Privasi dan Risiko Keamanan mereka saat menggunakan kartu uang elektronik dan pembayaran Mobile. Masa depan sistem pembayaran tanpa uang tunai di Indonesia juga didukung oleh pemerintah Indonesia yang meluncurkan Gerakan Pembayaran Tanpa Kas Nasional untuk meningkatkan adopsi dan pelaku bisnis layanan pembayaran tanpa uang tunai.
Kata kunci: Pembayaran Non-Tunai, Uang Elektronik, E-Money, Pembayaran Mobile, M-Payment, Model Penerimaan Teknologi, TAM, Sistem Transportasi, Dampak, Efektivitas.