Situ Cisanti yang terletak di kaki Gunung Wayang merupakan bagian dari hulu DAS Citarum. Peran Situ Cisanti sangat penting dalam fungsi perlindungan keseluruhan DAS, khususnya dalam fungsi tata air. Diperlukan informasi mengenai perubahan penggunaan lahan di sekitar situ cisanti, dan hubungannya dengan kemampuan daerah tersebut dalam menyerap air. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memetakan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di daerah sekitar Situ Cisanti antara tahun 2013 dan 2018; dan (2) memetakan perubahan kemampuan lahan dalam menyerap air di daerah Situ Cisanti antara tahun 2013 dan 2018. Pemetaan perubahan penggunaan lahan dilakukan menggunakan metode digitasi dengan jenis klasifikasi berupa hutan, semak belukar, pertanian, perkebunan, dan badan air. Data yang digunakan dalam membuat peta perubahan penggunaan lahan merupakan hasil foto udara yang diambil dari Google Earth tahun 2013 dan 2018. Kemampuan lahan dalam menyerap air dilihat dari koefisien indeks konservasi pada lahan tersebut, adapun parameter indeks konservasi yang digunakan meliputi penggunaan lahan, tekstur tanah, dan tingkat kelerengan. Tekstur tanah pada daerah penelitian didominasi oleh lempung, dan terdapat beberapa daerah dengan tekstur lempung berliat. Tingkat kelerengan didapatkan dengan mengubah data Digital Elevation Model (DEM) menjadi data kelerengan. Kelerengan pada daerah kajian diklasifikasikan menjadi empat kriteria, yaitu rendah (0-0,5%), landai (0,5-5%), bergelombang (5-10%), dan curam (10-100%). Perubahan penggunaan lahan yang terjadi antara tahun 2013 dan 2018 adalah perubahan hutan menjadi pertanian sebesar 0,29 hektar, pertanian menjadi hutan sebesar 0,12 hektar, semak menjadi pertanian sebesar 0,06 hektar, dan perubahan paling besar merupakan perubahan semak belukar menjadi hutan sebesar 20,76 hektar. Hasil perhitungan indeks konservasi di daerah sekitar Situ Cisanti menunjukan nilai relatif konstan dengan sedikit peningkatan, yaitu sebesar 0,68 pada tahun 2013 dan 0,69 pada tahun 2018.