digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Haifa Aulia Nugraha
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

2021 TA PP HAIFA AULIA NUGRAHA_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di daerah perkotaan khususnya pada negara berkembang yang memiliki tingkat intensitas kegiatan dan jumlah penduduk yang tinggi. Selain itu bentuk topografi yang cenderung membentuk cekungan, berada di dataran rendah kurang memiliki daerah resapan menjadi faktor sulitnya mengalirkan limpasan air. Banjir dapat disebabkan oleh faktor perubahan iklim seperti fenomena cuaca ekstrim dan peningkatan curah hujan, faktor manusia seperti perubahan penggunaan lahan di daerah kawasan lindung /perbukitan dan faktor alami seperti sedimentasi saluran air dan penurunan kapasitas sungai untuk menampung limpasan air. Sebagian besar dampak dari kejadian banjir di perkotaan mampu melumpuhkan kegiatan di perkotaan sehingga sangat merugikan masyarakat dan pemerintah. Kota Bandung merupakan salah satu wilayah perkotaan yang rutin mengalami bencana banjir. Hal tersebut karena Kota Bandung terletak di kawasan Cekungan Bandung yang secara fisik rawan bencana banjir. Selain itu, cuaca ekstrim, alih fungsi lahan, tingginya intensitas kegiatan di p erkotaan, serta kurang optimalnya drainase perkotaan semakin meningkatkan peluang terjadinya banjir di Kota Bandung. Oleh karena itu perlu adanya upaya mitigasi bencana banjir sehingga dapat meminimalisasi dampak dari bencana banjir di masa mendatang. Meto de penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder kepada instansi terkait lalu dari data yang sudah terkumpul akan dilakukan analisis kajian risiko serta analisis konten pada hasil wawancara, dokumen rencana dan literatur untuk menent ukan bentuk strategi mitigasi banjir untuk Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi mitigasi banjir di Kota Bandung dengan mempertimbangkan tingkat risiko bencana banjir dan penggunaan lahan. Kajian tingkat risiko banjir dilakukan pada tahun dasar dan tahun proyeksi untuk melihat bagaimana tren peningkatan risiko banjir dan supaya didapatkan strategi mitigasi yang sesuai untuk diterapkan pada masa yang akan datang. Kemungkinan tren meningkat terjadi karena adanya indikasi peningkatan dari data statistik yang sudah terkumpul yaitu mulai dari aspek sosial, fisik dan lingkungan. Namun pada aspek ekonomi ada potensi penurunan karena lahan produktif yang semakin menurun. Jika tren mengalami peningkatan luas risiko banjir maka integrasi tata ruang terhadap risiko banjir belum optimal karena masih memiliki potensi peningkatan risiko banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko banjir tinggi terjadi pada guna lahan permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan fasilitas pendukung atau fasilitas publik sehingga diperlukan mitigasi banjir pada guna lahan tersebut. Upaya mitigasi pada guna lahan permukiman dapat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi drainase mikro dan makro, biopori /Green Infrastructure, pengadaan penyimpanan dan retensi limpasan air, penghijauan kembali, pengelolaan tembok/tanggul banjir, floodproofing, mengontrol gangguan yang menyebabkan danvi berpotensi meningkatkan kerugian banjir ( encroachment control), pengendalian rencana tata ruang terhadap banjir, zoning, peman tauan dan penyebarluasan informasi terkait banjir dan upaya mitigasinya pada guna lahan perdagangan jasa dapat dilakukan dengan floodproofing, mengontrol gangguan yang menyebabkan dan berpotensi meningkatkan kerugian banjir (encroachment control), penghijauan kembali, pompanisasi, pengelolaan tembok/tanggul banjir, biopori/green infrastructure, mengoptimalkan fungsi drainase mikro dan makro, zoning, relokasi menjauhi daerah banjir, pemantauan dan penyebarluasan informasi terkait banjir dan upaya mitigasinya , pada guna lahan fasilitas publik dapat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi drainase mikro dan makro, biopori/green infrastructure, pengadaan penyimpanan dan retensi limpasan air, pengelolaan tembok/tanggul banjir, pompanisasi, penghijauan kembali, floodproofing, rekonstruksi/renovasi gedung atau fasilitas yang sudah, pengendalian rencana tata ruang terhadap banjir, zoning, relokasi menjauhi daerah banjir, pengoptimalan penegakkan hukum (law enforcement) dan sanksi bagi pelanggarnya dan pada guna lah an industri dapat dilakukan dengan mengoptimalkan fungsi drainase mikro dan makro, biopori/green infrastructure, pengadaan penyimpanan dan retensi limpasan air, pengelolaan tembok/tanggul banjir, pompanisasi, penghijauan kembali, floodproofing, mengontrol gangguan yang menyebabkan dan berpotensi meningkatkan kerugian banjir (encroachment control), rekonstruksi/renovasi gedung atau fasilitas yang sudah, pengendalian rencana tata ruang terhadap banjir, zoning, relokasi menjauhi daerah banjir, pemantauan dan penyebarluasan informasi terkait banjir dan upaya mitigasinya, pengoptimalan penegakkan hukum (law enforcement) dan sanksi bagi pelanggarnya.