digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kebutuhan energi semakin tinggi dan pengembangan energi terbarukan sebagai energi yang lebih ramah lingkungan semakin banyak dilakukan. Hutan rakyat adalah hutan yang sangat potensial untuk dikembangkan potensi energinya karena selain memenuhi kebutuhan energi yang ramah lingkungan, juga dapat meningkatkan pemanfaatan lahan hutan rakyat tersebut. Potensi energi dari hutan rakyat dapat diketahui dari nilai kalor. Kandungan komponen kimia dan fisik biomassa mempengaruhi nilai kalornya saat dijadikan bahan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen kimia (kadar lignoselulosa, kadar zat ekstraktif, dan kadar abu) dan fisik (kadar air, kerapatan, dan nilai kalor) delapan jenis tanaman potensial energi (Arenga pinnata, Calliandra calothyrsus, Coffea arabica, Gliricidia sepium, Gmelina arborea, Leucaena leucocephala, Paraserianthes falcataria, dan Toona sinensis) dan mengetahui hubungan komponen kimia dan fisik tanaman potensial energi yang berpengaruh terhadap nilai kalor. Kadar lignoselulosa dan kadar abu diukur dengan metode Chesson-Datta, sementara kadar zat ekstraktif diukur dengan metode TAPPI T 207 om-88. Kadar air diukur dengan metode ASTM E871-82, kerapatan dengan metode SNI 8021:2014, dan nilai kalor dengan metode ASTM E830-87. Hubungan komponen kimia dan fisik terhadap nilai kalor dianalisis dengan menggunakan grafik scatter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hemiselulosa tertinggi terdapat pada batang G. arborea (20.33%) dan terendah terdapat pada batang L. leucocephala (8.33%), kadar selulosa tertinggi terdapat pada kulit tandan buah A. pinnata (63.33%) dan terendah terdapat pada batang G. arborea (25.67%), kadar lignin terendah terdapat pada kulit tandan buah A. pinnata (9.33%) dan tertinggi terdapat pada batang C. calothyrsus (18.33%), kadar abu terendah terdapat pada batang L. leucocephala (0.24%) dan tertinggi terdapat pada batang G. arborea (4%), kadar zat ekstraktif terendah terdapat pada kulit tandan buah A. pinnata (20.67%) dan tertinggi terdapat pada batang C. calothyrsus (45%), kadar air tertinggi terdapat pada kulit tandan buah A. pinnata (51.67%) dan terendah terdapat pada batang C. calothyrsus (7.67%), kerapatan terendah terdapat pada kulit tandan buah A. pinnata (0.3 g/cm3) dan tertinggi terdapat pada batang T. sinensis (0.50 g/cm3), dan nilai kalor terendah terdapat pada kulit tandan buah A. pinnata (4157.23 kal/g) dan tertinggi terdapat pada batang C. calothyrsus (4561.26 kal/g). Analisis menggunakan diagram scatter menunjukkan bahwa kadar lignin, kadar zat ekstraktif, dan kerapatan memiliki korelasi positif dengan nilai kalor sedangkan kadar hemiselulosa, kadar selulosa, kadar abu, dan kadar air memiliki korelasi negatif dengan nilai kalor.