digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2018_TA_PP_LUTVIA_PUTRI_SEPTIANE_1-_COVER.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_LUTVIA_PUTRI_SEPTIANE_1-_BAB1.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_LUTVIA_PUTRI_SEPTIANE_1-_BAB2.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_LUTVIA_PUTRI_SEPTIANE_1-_BAB3.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_LUTVIA_PUTRI_SEPTIANE_1-_BAB4.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

2018_TA_PP_LUTVIA_PUTRI_SEPTIANE_1-_BAB5.pdf
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan


Tumbuhan merupakan salah satu sumber utama bagi penemuan obat baru. Namun, pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku obat masih terbatas. Indonesia telah diketahui memiliki sekitar 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat namun hanya sekitar 300 spesies saja yang telah digunakan sebagai bahan obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan di Indonesia adalah tumbuhan yang berasal dari genus Cryptocarya yang merupakan salah satu genus dari famili Lauraceae. Cryptocarya memiliki 327 spesies dan tersebar luas di daerah tropis dan subtropis Asia, Australia, dan Melanesia, termasuk Indonesia. Genus ini memiliki tingkat evolusi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang beragam serta unik seperti golongan -piron, flavonoid, alkaloid, stilben, terpenoid dan steroid, lignan, kumarin, turunan asam karboksilat, dan fenil propanoid. Salah satu spesies Cryptocarya yang tumbuh di Indonesia adalah Cryptocarya laevigata. Pada penelitian sebelumnya telah dilaporkan senyawa golongan flavonoid dan alkaloid dari jaringan kulit batang. Namun, kajian fitokimia dari jaringan daun belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, pada penelitian ini telah dilakukan kajian fitokimia dari daun C. laevigata dan uji bioaktivitas sitotoksiknya terhadap sel murin leukemia P-388. Isolasi senyawa dilakukan melalui beberapa tahap pemisahan, yaitu maserasi, pemisahan klorofil, serta fraksinasi, dan pemurnian dengan berbagai teknik kromatografi meliputi Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Selanjutnya uji kemurnian dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan tiga eluen yang berbeda. Identifikasi struktur senyawa murni dilakukan berdasarkan data spektroskopi NMR (1H, 13C, HSQC, dan HMBC). Pada penelitian ini berhasil diperoleh satu isolat murni yang telah diidentifikasinya strukturnya, yaitu afzelin (kaempferol-3-O-ramnosida) (1) dan satu isolat lainnya diidentifikasi sebagai campuran yang mengandung senyawa turunan flavonol terglikosilasi dan afzelin (1) (2:1). Senyawa afzelin (1) baru pertama kali dilaporkan pada C. laevigata namun telah ditemukan pada spesies Cryptocarya lainnya. Selanjutnya uji bioaktivitas pada ekstrak dan senyawa hasil isolasi terhadap sel murin leukemia P-388 dilakukan dengan metode MTT assay sebagai salah satu uji awal untuk pencarian obat bersifat antikanker yang disarankan oleh NCI (National Cancer Institute). Hasil uji bioaktivitas menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat bersifat sangat aktif (IC50