digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi pada bidang keuangan (dikenal dengan istilah FinTech atau TekFin dalam Bahasa Indonesia) berkembang dengan sangat pesat. FinTech mengubah cara orang bertransaksi dari cash menjadi cashless. Di Indonesia ada sekitar 181 perusahaan rintisan di bidang FinTech, nilai transaksi mereka sampai dengan awal tahun 2018 berkisar US$ 21,61 juta (setara dengan Rp 287,43 triliun). CV. Imperio Teknologi Indonesia ingin memasuki ranah FinTech sebagai strategy pivot dari B2B ke B2C dengan mengembangkan FineApp. FineApp harus dinilai dan diuji terlebih dahulu sebelum dikembangkan. Kerangka kerja terkonsep yang digunakan panduan untuk mengerjakan penelitian ini dimulai dengan analisis eksternal dan internal dari situasi terkini FinTech di Indonesia. Langkah berikutnya adalah menhitung investasi yang dibutuhkan, membuat skenario-skenario bisnis, menghitung NPV, IRR, PI dan PBP, dan hal terakhir yang harus dilakukan adalah membuat analisis sensitivitas dan simulasi Monte Carlo. Uji kelayakan pada skenario dasar (Base Case scenario), menunjukan NPV yang positif dengan PBP 6 tahun 2 bulan, nilai IRR sebesar 15,30% yang mana nilainya lebih besar dari biaya modal (cost of capital), nilai PI sebesar 1,38. Hasil-hasil tersebut telah diuji dengan simulasi Monte Carlo dengan hasil kemungkinan kemunculan NPV yang positif sebesar 78,40%. Uji sensitivitas menunjukan besar biaya COS paling mempengaruhi nilai NPV, diikuti oleh jumlah MAU dan biaya operasional dan biaya overhead.