2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-COVER.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-BAB1.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-BAB2.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-BAB3.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-BAB4A.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-BAB4B.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-BAB5.pdf
PUBLIC Alice D 2016 TA PP Julianto Saut Hamonangan 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice D
Upwelling merupakan proses kenaikan massa air dari lapisan bawah ke permukaan, dengan massa air yang naik ke permukaan memiliki suhu lebih rendah dan salinitas yang lebih tinggi. Upwelling sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan fenomena alam lainnya, seperti ENSO (El Niño Southern Oscillation) dan IOD (Indian Ocean Dipole). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabilitas antartahunan upwelling di bagian selatan Pulau Jawa dan barat Pulau Sumatra terhadap El Niño Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD).
Data penelitian ini menggunakan data citra satelit Aqua MODIS level 3 untuk parameter suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a, dan data angin permukaan dari National Climate for Environmental Prediction (NCEP) tahun 2003 – 2015. Hasil menunjukkan, bahwa ketika IOD + disertai El Niño – La Niña, periode upwelling lebih panjang 1-2 bulan daripada kondisi umumnya, dan mencapai bagian barat Bengkulu. Nilai terendah SPL terjadi pada kondisi El Niño – IOD + (25,76°C), IOD + (25,86°C), dan La Niña – IOD + (25,89°C), dan nilai konsentrasi klorofil-a tertinggi terjadi pada kondisi El Niño – IOD + (23,42 mg/m3), IOD + (21,85 mg/m3), dan La Niña – IOD + (8,44 mg/m3). Upwelling kuat terjadi ketika kondisi La Niña – IOD + dan El Niño – IOD +, dengan anomali SPL sebesar -1,51 °C dan -1,17 °C, anomali klorofil-a 2,6 mg/m3, dengan Ekman Pumping sebesar 5,54 x 10-6 m/s dan 8,92 x 10-6 m/s. Upwelling paling lemah terjadi pada kondisi La Niña – IOD -, dengan anomali SPL sebesar 1,51°C, anomali klorofil-a -0,82 mg/m3, dan Ekman Pumping sebesar 5,37 x 10-6 m/s. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa IOD lebih berpengaruh dalam memperkuat upwelling dibanding ENSO.