BAB 1 GURUH DIKI PRAWOTO (NIM : 12514048)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 GURUH DIKI PRAWOTO (NIM : 12514048)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 GURUH DIKI PRAWOTO (NIM : 12514048)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 GURUH DIKI PRAWOTO (NIM : 12514048)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 GURUH DIKI PRAWOTO (NIM : 12514048)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA GURUH DIKI PRAWOTO (NIM : 12514048)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Cardiovascular Disease (CVD) adalah salah satu penyebab kematian terbesar dunia pada tahun 2016 dengan persentase mencapai 32,26% dari total kematian tercatat sebanyak 54,72 juta kasus. Peningkatan tekanan darah tubuh dapat meningkatkan risiko CVD. Quinapril adalah salah satu jenis obat Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah akibat hormon Angiotensin II. Magnesite adalah salah satu bahan campuran Quinapril untuk menstabilkan obat. Salah satu cara meningkatkan kualitas obat (dissolution rate dan bioavailability) adalah dengan menggunakan bahan baku berukuran nanometer (90% yang berasal dari Padamarang, Sulawesi Tenggara digerus menggunakan Ultimate Gravity (UG) Shaker Mill dengan variasi ukuran media gerus dan waktu gerus.
Sebelum digerus menggunakan UG, dilakukan kominusi Magnesite hingga ukuran -74μm dan pemanasan sampel pada 110°C selama 24 jam. Sebanyak 4,5 gram Magnesite yang telah dipanaskan digerus dengan jumlah bola gerus tetap yaitu 60 butir bola gerus. Variasi ukuran (mm) yang digunakan adalah 4,5,6,7, dan 8 dengan variasi waktu gerus (menit) 10, 30, 60, 240. Distribusi ukuran partikel Magnesite hasil gerus ditentukan dengan analisis Particle Size Analyser (PSA). Crystallinity Index (CI) dihitung menggunakan data analisis X-Ray Diffraction (XRD) dan Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Pengamatan micrograph Magnesite hasil gerus juga dilakukan untuk melihat fenomena agregasi-aglomerasi.
Hasil yang diperoleh menunjukkan ukuran D50 dan D90 terkecil berturut-turut adalah 2,367 μm dan 8,111 μm. Ukuran terbesar diperoleh dengan menggunakan media gerus 8 mm dan waktu gerus 30 menit secara berturut-turut adalah 9,219 μm dan 37,330 μm. Analisis Crystallinity Index menggunakan data XRD menghasilkan nilai CIXRD produk gerus terbesar yaitu 98,57 dan nilai CIXRD terkecil yaitu 92,07. Nilai CIXRD menurun dengan meningkatnya waktu gerus dan ukuran media gerus, sedangkan untuk data FT-IR tidak memberikan pola hubungan yang jelas terhadap variabel. Kandungan Magnesite produk gerus yang terhitung berkurang dengan meningkatnya waktu gerus dan ukuran media gerus. Kandungan Magnesite terbesar dan terkecil berturut-turut adalah 97,40% dan 89,00%. Jumlah tersebut lebih dari jumlah batas bahan baku obat yang ditentukan yaitu 40,00%-42,00% MgO (83,64%-87,83% MgCO3). Pengamatan micrograph juga menunjukkan adanya agregasi-aglomerasi partikel selama proses penggerusan.