digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rizki Fajar Kurniawan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Nikel merupakan logam yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti pada stainless steel, electroplating dan baterai. Kebutuhan di dunia nikel meningkat setiap tahunnya sehingga perlu diimbangi dengan produksinya, khususnya di Indonesia yang merupakan salahsatu negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia. Teknologi yang umum digunakan untuk mengolah bijih nikel laterit tipe limonit yaitu High Pressure Acid Leaching (HPAL) masih memiliki tantangan seperti masalah korosi dan maintenance serta biaya investasi (CAPEX) yang tinggi. Proses Atmospheric Leaching (AL) dikembangkan sebagai salah satu alternatif proses yang lebih murah dan mudah dioperasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh temperatur dan fraksi ukuran terhadap persen ekstraksi logam dan kinetika pelindian bijih limonit dari Halmahera pada proses AL dengan menggunakan larutan H2SO4. Preparasi sampel bijih nikel laterit Halmahera dilakukan dengan proses pengeringan, penggerusan, sampling dan pengayakan. Karakterisasi awal sampel bijih dilakukan dengan X-Ray Diffraction (XRD), Particle Size Analyzer (PSA) dan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Tahap berikutnya adalah pelindian bijih dengan variasi fraksi ukuran -20+35#, -35+65#, -65+100#, dan -100+140# dalam larutan H2SO4 2,5 M, temperatur 95°C dan persen padatan 10%. Percobaan dengan variasi temperatur dilakukan menggunakan sampel dengan fraksi ukuran -65+100# pada temperatur 65°C, 75°C, 85°C dan 95°C. Konsentrasi nikel, magnesium, besi, kobalt, kromium, mangan, dan aluminium terlarut diukur menggunakan AAS. Model kinetika yang digunakan adalah Shrinking Core Model (SCM). Pengaruh distribusi ukuran partikel terhadap kinetika pelindian dianalisis dengan metode diskrit yang penyelesaiannya dibantu dengan paket program Visual Basic for Applications (VBA) dalam Microsoft Excel. Persen ekstraksi nikel tertinggi diperoleh pada pelindian bijih dengan fraksi ukuran -65+100# dan temperatur 95°C yaitu sebesar 91,02%. Persen ekstraksi logam lain cenderung meningkat dengan semakin halusnya fraksi ukuran partikel bijih dan meningkatnya temperatur. Analisis kinetika pelindian dengan SCM melalui regresi linier setiap persamaan pengendali laju reaksi dengan data percobaan dan curve fitting pada kurva dummy menunjukkan bahwa kinetika pelindian terkendali oleh difusi melalui lapisan padat dengan nilai energi aktivasi sebesar 57,626 kJ/mol. Dengan mempertimbangkan pengaruh distribusi ukuran partikel dan nilai koefisien variansi (CV) bijih yang digunakan, diperoleh pergeseran pengendali laju reaksi menjadi terkendali oleh reaksi antarmuka.