Pekerjaan perawat memiliki hubungan erat dengan resiko cedera sistem otot rangka (Musculoskeletal disorders atau MSDs) terkait dengan aktivitas pemindahan pasien secara manual. Saat ini sudah terdapat prototipe alat bantu pindah pasien di Indonesia, namun prototipe ini belum dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan prototipe alat bantu pindah pasien dari perspektif ergonomi. Aspek ergonomi yang dievaluasi meliputi gaya kompresi, gaya geser, skor REBA, skor RULA, nilai skala borg,waktu pemindahan pasien, persepsi perawat terhadap alat bantu pindah pasien dan observasi lapangan. Pada penelitian ini dilakukan sebuah eksperimen yang terdiri 12 partisipan perawat. Partisipan melakukan 4 simulasi pemindahan pasien dan 2 simulasi reposisi pasien. Simulasi pemindahan pasien terdiri dari kombinasi cara mengangkat pasien dan jumlah perawat. Sedangkan simulasi reposisi pasien terdiri dari kombinasi cara mengangkat pasien. Hasil analisis postur yang didapatkan berasal dari gaya kompresi, gaya geser, skor REBA dan skor RULA. Data skala Borg digunakan untuk melihat besarnya usaha yang diperlukan dalam melakukan aktivitas pemindahan pasien. Aktivitas pemindahan pasien menggunakan alat bantu pindah pasien menyebabkan penurunan persentase nilai lebih dari 30% untuk gaya kompresi dan skor REBA sedangkan skor RULA dan nilai skala Borg mengalami penurunan persentase nilai kurang dari 30%. Persentase nilai gaya geser mengalami peningkatan nilai kurang dari 30% dan nilai waktu lebih dari 30% ketika pemindahan dilakukan menggunakan alat bantu pindah pasien. Aktivitas reposisi pasien menggunakan alat bantu pindah pasien menyebabkan penurunan persentase nilai lebih dari 30% untuk gaya kompresi, gaya geser dan skala borg sedangkan skor RULA mengalami penurunan persentase nilai kurang dari 30%. Persentase nilai waktu mengalami peningkatan lebih dari 30% ketika reposisi dilakukan menggunakan alat bantu. Kesimpulan pada penelitian ini adalah teknik pemindahan pasien yang paling efektif adalah pemindahan pasien menggunakan alat bantu pindah pasien oleh 1 orang perawat. Penggunaan alat bantu pindah pasien memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keluhan resiko MSDs. Namun jumlah perawat yang melakukan pemindahan pasien tidak berdampak signifikan terhadap pengurangan resiko MSDs. Sedangkan untuk aktivitas reposisi pasien berdasarkan evaluasi ergonomi yang telah dilakukan, teknik reposisi pasien yang paling efektif adalah reposisi pasien menggunakan alat bantu pindah pasien oleh 2 orang perawat.
Perpustakaan Digital ITB