digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian terletak pada ruas jalan Tawaeli-Toboli KM 39-42 Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah dengan koordinat 0o 43’ 26,98’’ LS, 119o 58’ 37,23’’ BT hingga 0o 43’ 39,24’’ LS, 119o 59’ 12,69’’ BT. Morfologi daerah penelitian umumnya berupa perbukitan dengan pola kontur yang rapat dan memiliki lereng yang curam. Litologi yang resisten berupa sekis yang dijumpai di daerah penelitian termasuk dalam Kompleks Batuan Metamorfis berumur Pra-Tersier. Daerah penelitian memiliki lereng batuan curam sebagai hasil pemotongan lereng dalam proyek pelebaran jalan dan beberapa titik longsoran. Titik lokasi pengamatan lereng massa batuan dibagi menjadi lima, yaitu SC-132, SC-138, SC-142, SC-155, dan SC-159. Uji sifat fisik batuan diperoleh nilai berat isi 25,27 kN/m3 hingga 28,19 kN/m3, sedangkan uji sifat indeks diperoleh nilai Schmidt hammer 32,25-44,8 yang mencerminkan batuan kuat hingga sangat kuat. Identifikasi kebencanaan geologi di daerah penelitian berupa potensi longsoran diamati secara visual dengan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan pada lereng massa batuan berdasarkan karakter diskontinuitas dalam rangka analisis kestabilan lerengnya.Pada kelima titik lokasi pengamatan, klasifikasi Rock Mass Rating (RMR) menunjukkan kategori massa batuan cukup baik pada SC-132 dan SC-138, serta kategori baik pada SC-142, SC-155, dan SC-159. Analisis kinematik jenis keruntuhan menunjukkan persentase jungkiran (topple) sebesar 0,69%-63,25%. Klasifikasi Slope Mass Rating (SMR) menunjukkan kategori lereng stabil sebagian hingga tidak stabil pada SC-132, SC-138, SC-142, dan SC-155 dengan kelas IIIb hingga IVa, serta lereng stabil pada SC-159 dengan kelas IIb. Secara umum, lereng massa batuan pada daerah penelitian memiliki kondisi yang relatif stabil sehingga tidak diprioritaskan untuk dilakukan pemotongan kembali. Beberapa perkuatan diperlukan untuk menjaga lereng stabil secara permanen pada titik-titik tertentu. Rekomendasi perkuatan berdasarkan kelas SMR antara lain berupa paritan kaki lereng, pemasangan jala kawat baja, beton tembak, baut batuan atau anchor, dinding pasangan batu, dan drainase.