Pengadaan memainkan peran utama dalam menekan biaya material. Banyak
perusahaan mengandalkan sumber global (luar negeri) untuk tetap kompetitif dan
bertahan di pasar kompetitif saat ini. Pengadaan barang impor sangatlah rumit
dikarenakan peraturan kepabeanan sangat dinamis sehingga sumber daya manusia
dan proses bisnis perusahaan harus dapat beradaptasi dalam perubahan tersebut.
Kegagalan beradaptasi dapat menyebabkan timbulnya kendala dan kerugian,
diantaranya naiknya biaya pelabuhan, biaya penumpukan barang, risiko kualitas
barang yang dapat menurun dan risiko keterlambatan progress proyek yang
ditangani PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sebagai perusahaan BUMN karya, dwelling time Wika rata-rata berada pada 7,6
hari, jauh dari target pemerintah yaitu 2,5 hari. Pengembangan perbaikan proses
bisnis administrasi pabean internal diperlukan agar dapat mencapai angka yang
lebih baik mendekai target pemerintah atau melebihi target atas hasil benchmark di
internal perusahaan yaitu 3-4 Hari (50%). Perbaikan proses bisnis menggunakan
pendekatan Business Process Improvement (BPI). Tahap selanjutnya adalah
pengembangan model simulasi dari alternatif yang ada. Model simulasi ini
digunakan untuk menguji capaian kinerja oleh model yang telah ditetapkan pada
tahap sebelumnya. Simulasi dirancang dengan bantuan software Promodel.
Hasil dari penelitian menghasilkan model alternatif 1 penggunaan teknologi
pembayaran dan eliminasi birokrasi (di departemen keuangan dan direksi), dan
model alternatif 2 dengan menekankan pengurangan birokrasi dan pengurangan
organisasi yang terlibat (proyek, Departemen keuangan, dan direksi, Bank).
Perbandingan rerata sistem alternatif 2 dengan model alternatif 1 dan model sistem
aktual, yaitu secara berturut-turut 2,3 hari, 5,1 hari dan 7,6 hari. Model alternatif 2
memiliki rata-rata waktu proses administrasi pabean impor lebih kecil
dibandingkan kedua model lainnya, dan dapat mengurangi jumah proses 40% dan
mengurangi aktor yang terlibat sebesar 35%.