digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan wilayah dengan tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi, hal ini ditandai dengan terdapat lebih dari 14.000 kejadian gempa dengan magnituda M > 5.0 dalam rentang tahun 1897-2009. Kejadian gempa tersebut disebabkan oleh letak geografis Indonesia yang berada di antara batas empat lempeng tektonik besar dan sembilan lempeng kecil lainnyameskipun demikian, terdapat satu lokasi yang relatif aman dari gempa bumi, yaitu Pulau Kalimantan. Namun, pada penghujung tahun 2015 tepatnya pada tanggal 20 Desember 2015, gempa dengan magnituda M = 6.1 terjadi di Kota Tarakan, Kalimantan Utara dengan kedalaman 14 km. Gayaberat merupakan salah satu metoda dalam geofisika yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sturktur geologi dengan area penelitian yang luas. Seiring berkembangnya teknologi, pengukuran gayaberat dapat dilakukan dengan wahana pesawat udara, yang umum disebut sebagai airborne gravity. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi tektonik aktif pada daerah Kalimantan Utara dengan menerapkan berbagai metode pengolahan metoda gayaberat untuk menguatkan anomali gayaberat. Penggunaan pendukung lainnya seperti peta geologi, deformasi tektonik dengan data GNSS, distribusi gempa, dan mekanisme fokus gempa digunakan untuk menguatkan interpretasi yang dihasilkan. Secara umum terdapat zona yang diindikasi sebagai daerah akumulasi energi yang menyebabkan kejadian gempa bumi pada daerah tersebut. Dengan menerapkan analisa turunan pada data anomali Bouguer, terdapat indikasi struktur kemenerusan yang dapat diidentifikasi. Penggunaan data gayaberat airborne memberikan gambaran geologi dibawah permukaan hingga kedalaman 20 km. Mekanisme fokus terjadinya gempa Tarakan pada penghujung tahun 2015 adalah sesar geser sinistral dengan bidang sesar Barat-Timur.