digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Farah Amrina
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng bumi menyebabkan intensitas gempa tinggi, sehingga perlu diperhatikan pengaruh gempa terhadap struktur bangunan termasuk jembatan. Jembatan Lemah Ireng II merupakan jembatan tipe box girder balance cantilever terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang selesai dibangun pada tahun 2014. Jembatan tersebut direncanakan berdasarkan peraturan pembebanan jembatan RSNI T-02-2005 dan pembebanan gempa untuk jembatan SNI 2833:2008. Pembaharuan peraturan pembebanan jembatan pada tahun 2016 terdiri dari pembebanan SNI 1725:2016 dan pembebanan gempa SNI 2833:2016. Perubahan peraturan pembebanan gempa mengakibatkan peningkatan nilai spektra permukaan tanah pada periode pendek (Sds, T=0,2 detik) pada arah memanjang jembatan sebesar 38,47% dan pada arah melintang jembatan sebesar 45,39% akibat dari pembaharuan peta gempa dan faktor modifikasi respon gempa. Selain beban gempa, beban lajur ā€œDā€ mengalami peningkatan sebesar 17,29%. Untuk mengetahui perilaku struktur terhadap peraturan yang berlaku, maka dilakukan evaluasi struktur berdasarkan gaya. Selanjutnya dilakukan analisis tingkat kinerja jembatan berdasarkan parameter pada pier dengan metode Non Linear Time History Analysis (NLTHA). Metode NLTHA menggunakan tujuh rekam gerak tanah hasil deagregasi yang bertujuan mewakili gerakan tanah yang terjadi di lokasi jembatan. Batasan parameter pada pier ditentukan berdasarkan NCHRP Syntesis 440 untuk parameter drift pier, NCHRP Research Report 949 untuk parameter regangan tekan beton dan regangan tarik tulangan baja, dan ASCE 41-17 untuk parameter rotasi pier. Hasil analisis berbasis gaya memenuhi persyaratan baik pada girder dan pier. Parameter girder yang ditinjau antara lain lendutan, tegangan tekan dan tarik pada kondisi layan, tahanan lentur dan tahanan geser girder, sedangkan parameter pada pier yang ditinjau adalah kapasitas penampang dan tahanan geser pier memenuhi persyaratan. Menurut hasil analisis berbasis kinerja, struktur pier jembatan memenuhi tingkat kinerja Fully Operational berdasarkan parameter drift, regangan tekan beton, dan regangan tarik tulangan baja. Sehingga memenuhi persyaratan tingkat kinerja untuk jembatan dengan kategori operasional penting. Sedangkan berdasarkan parameter rotasi pier struktur jembatan pada Upper Level Ground Motion dengan tingkat kinerja Life Safety dan pada Lower Level Ground Motion dengan tingkat kinerja Immediate Occupancy sehingga memenuhi persyaratan kategori operasional bangunan tipe IV yaitu bangunan penting.