digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

FoodStep adalah sebuah pusat jajanan serba ada (pujasera) dibawah PT. JKS anak perusahaan dari Agung Podomoro Group. Dimulai di tahun 2016, FoodStep mulai beroperasi dalam kompetisi industri kuliner yang ketat di daerah kampus Universitas Parahyangan di Ciumbuleuit Bandung. Masalah utama yang dihadapi FoodStep adalah rendahnya tingkat okupansi tenant (penyewa) yang menyebabkan rendahnya penghasilan FoodStep. Tidak hanya itu saja, tenant juga mengeluhkan masalah rendahnya penghasilan mereka di FoodStep, yang berakibat pada tingginya tingkat kekosongan tenant. Untuk menyikapi isu bisnis ini, riset pemasaran dilakukan. FoodStep mencari solusi dengan menganalisa kondisi internal dan eksternal dan melakukan riset berbasis konsumen untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan penghasilan FoodStep. Peneliti menganalisa kondisi internal dan eksternal perusahaan di FoodStep. Analisa eksternal meliputi analisa PEST, Porter 5 Forces, analisa kompetitor, dan analisa konsumen. Sementara itu analisa internal meliputi analisa sumberdaya, bauran pemasaran, STP, dan Importanca Performance analisis yang di cek kembali dengan riset kuantitatif menggunkan data primer yang dikumpulkan dengan survey konsumen serta rootcause analysis.Semua analisa diatas kemudian firangkum dalam analisa SWOT. Peneliti mengajukan solusi bisnis menggunakan TOWS matriks. Berdasarkan TOWS Matriks, ada beberapa strategi bisnis yang bisa diterapkan. Hasilnya adalah satu paket strategi yang perlu diterapkan secara keseluruhan, oleh karena itu juga dikelompokkan dalam setiap tujuh bauran pemasaran. Tujuh bauran pemasasran yang diusulkan terdiri dari strategi Product ( menciptakan menu untuk berbagi, mendesain area ruko untuk tenant FoodStep, membuat unit sewa yang praktis), strategi Place (membuat coworking space, membuat area merokok terpisah), strategi Price (menyesuaikan porsi makanan dengan harga untuk mahasiswa), strategi Promotion (kolaborasi dengan penyelenggara event, menggunakan mesia sosial untuk marketing, promosi berbasis jumlah, program untuk segmen menengah ke atas, voucher untuk tenant tertentu, dan promosi untuk tenant agar menyewa di FoodStep), strategi People (merekrut staf marekting komunikasi), strategi Process (marketing aktif oleh tenant kepada pengunjung), dan Strategi Physical Evidence (meningkatkan fasilitas untuk menampilkan informasi tenant). Pada bagian terakhir dijelaskan mengenai kesimpulan dan action plan dan analisis finansial supaya manajemen FoodStep dapat menerapkan strategi yang diusulkan ini.