FoodStep adalah sebuah pusat jajanan serba ada (pujasera) dibawah PT. JKS anak
perusahaan dari Agung Podomoro Group. Dimulai di tahun 2016, FoodStep mulai beroperasi
dalam kompetisi industri kuliner yang ketat di daerah kampus Universitas Parahyangan di
Ciumbuleuit Bandung. Masalah utama yang dihadapi FoodStep adalah rendahnya tingkat
okupansi tenant (penyewa) yang menyebabkan rendahnya penghasilan FoodStep. Tidak hanya
itu saja, tenant juga mengeluhkan masalah rendahnya penghasilan mereka di FoodStep, yang
berakibat pada tingginya tingkat kekosongan tenant. Untuk menyikapi isu bisnis ini, riset
pemasaran dilakukan. FoodStep mencari solusi dengan menganalisa kondisi internal dan
eksternal dan melakukan riset berbasis konsumen untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan
penghasilan FoodStep.
Peneliti menganalisa kondisi internal dan eksternal perusahaan di FoodStep. Analisa
eksternal meliputi analisa PEST, Porter 5 Forces, analisa kompetitor, dan analisa konsumen.
Sementara itu analisa internal meliputi analisa sumberdaya, bauran pemasaran, STP, dan
Importanca Performance analisis yang di cek kembali dengan riset kuantitatif menggunkan
data primer yang dikumpulkan dengan survey konsumen serta rootcause analysis.Semua
analisa diatas kemudian firangkum dalam analisa SWOT.
Peneliti mengajukan solusi bisnis menggunakan TOWS matriks. Berdasarkan TOWS
Matriks, ada beberapa strategi bisnis yang bisa diterapkan. Hasilnya adalah satu paket strategi
yang perlu diterapkan secara keseluruhan, oleh karena itu juga dikelompokkan dalam setiap
tujuh bauran pemasaran. Tujuh bauran pemasasran yang diusulkan terdiri dari strategi Product
( menciptakan menu untuk berbagi, mendesain area ruko untuk tenant FoodStep, membuat unit
sewa yang praktis), strategi Place (membuat coworking space, membuat area merokok
terpisah), strategi Price (menyesuaikan porsi makanan dengan harga untuk mahasiswa),
strategi Promotion (kolaborasi dengan penyelenggara event, menggunakan mesia sosial untuk
marketing, promosi berbasis jumlah, program untuk segmen menengah ke atas, voucher untuk
tenant tertentu, dan promosi untuk tenant agar menyewa di FoodStep), strategi People
(merekrut staf marekting komunikasi), strategi Process (marketing aktif oleh tenant kepada
pengunjung), dan Strategi Physical Evidence (meningkatkan fasilitas untuk menampilkan
informasi tenant). Pada bagian terakhir dijelaskan mengenai kesimpulan dan action plan dan
analisis finansial supaya manajemen FoodStep dapat menerapkan strategi yang diusulkan ini.