PT Cahaya Semesta Energi (PT CSE) merupakan salah satu perusahaan swasta di Indonesia yang memanfaatkan peluang peningkatan konsumsi tenaga listrik masyarakat Indonesia. PT CSE bergerak pada bidang pembangunan pembangkit listrik tenaga minihydro (PLTM). Saat ini PT CSE sedang memiliki proyek pembangunan PLTM di daerah Pageruyung dengan kapasitas 4,4 MW. Untuk memaksimalkan peluang tersebut, PT CSE perlu melakukan proses penjadwalan yang lebih efektif dan akurat, salah satunya yaitu dengan menghindari pengerjaan ulang atau rework pada proyek. Pengerjaan ulang ini, dapat dihindari dengan mempertimbangkan aliran informasi di dalam proyek pembangunan PLTM. Metode tradisional atau critical path method (metode CPM) belum dapat mengakomodasi pemetaan aliran informasi di dalam proses penjadwalan proyek. Salah satu metode yang telah dikembangkan, yaitu metode design structure matrix (DSM), dapat digunakan untuk mendeskripsikan aliran informasi di dalam sebuah proyek. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian mengenai penerapan metode DSM di dalam proses penjadwalan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga minihydro di Pageruyung.
Penjadwalan PLTM Pageruyung dilakukan dengan menggunakan dua metode. Metode pertama yaitu metode tradisional atau metode CPM dan metode kedua yaitu metode DSM yang dilanjutkan dengan metode natural overlap. Hal pertama yang dilakukan dalam proses penjadwalan yaitu melakukan proses pembuatan work breakdown structure (WBS) dari proyek. Selanjutnya, diperlukan identifikasi mengenai hubungan antar work package, waktu komunikasi, dan faktor waktu antar work package. Berdasarkan hasil identifikasi masingmasing work package di dalam proyek, akan dibentuk sebuah matriks DSM yang memetakan seluruh aliran informasi yang terjadi di dalam proyek. Matriks tersebut akan menghasilkan sebuah penjadwalan proyek dengan mempertimbangkan aliran informasi di dalam proyek pembagunan PLTM.
Perhitungan proses penjadwalan menghasilkan estimasi durasi proyek pembangunan PLTM. Didapat tiga estimasi durasi total proyek, yang berasal dari kedua metode yang digunakan. Ketiga estimasi tersebut yaitu estimasi hasil metode CPM, estimasi hasil metode DSM, dan estimasi hasil metode lanjutan natural overlap. Dengan metode CPM diestimasikan bahwa proyek akan selesai dalam waktu 965 hari. Dengan metode DSM diperoleh hasil bahwa proyek akan selesai dalam waktu 1020 hari atau dalam durasi 876 hari jika menggunakan metode lanjutan natural overlap.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dengan metode DSM terdapat beberapa perubahan yang dapat terjadi pada durasi work package yang berada di dalam proyek pembangunan PLTM Pageruyung. Perubahan durasi ini dapat terjadi karena adanya penambahan waktu komunikasi dan faktor waktu di dalam perhitungan durasi work package tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan metode DSM dan metode lanjutan natural overlap memberikan hasil penjadwalan yang lebih baik dibandingkan dengan metode tradisional CPM. Hal ini ditunjukkan dengan waktu durasi proyek yang lebih singkat dan terpetakannya aliran informasi yang terjadi di dalam proyek pembangunan PLTM Pageruyung.