Rencana penggunaan kawasan hutan oleh PT. PGE/SEGWWL untuk eksploitasi panas bumi seluas ± 78,31 ha di Kabupaten Bandung, diperkirakan akan melepaskan karbon yang disimpan sebagai biomassa. PLTP merupakan kegiatan strategis nasional, sehingga untuk mendukung kebijakan penurunan emisi GHG diperlukan kajian alternatif penyeimbang stok karbon dan nilai ekonominya. Penghitungan pelepasan karbon dan potensi penyerapan karbon menggunakan metode Sampling tanpa pemanenan (Non destructive sampling) dan menggunakan persamaan allometric dari penelitian-penelitian sebelumnya. Metode Analytic Hierarchi Process (AHP) digunakan untuk memilih alternatif terbaik penyeimbang stok karbon. Benefit Cost Analysis digunakan untuk
menghitung nilai ekonominya. Dari hasil penelitian diperoleh hasil yaitu perkiraan pelepasan karbon dari rencana penggunaan kawasan hutan sebesar 11.001,51 ton C. Reboisasi calon lahan kompensasi diperkirakan dapat menyerap karbon sebesar 5.025,37 ton C tahun-1 untuk menyetarakannya. Kekurangan penyetaraan karbon sebesar 5.976,14 ton C tahun-1 dapat dipenuhi dengan 3 alternatif membangun hutan rakyat yaitu 1) Jatiputih (Gmelina Arborea Roxb) seluas 49,55 ha, 2) Mindi (Melia Azedarach L) seluas 92,99 ha, dan 3) Eukaliptus (Eucalyptus Pellita F. Muell) seluas 86,50 ha. Alternatif terbaik yang dipilih menggunakan metode AHP yaitu dengan membangun hutan rakyat Jati putih (Gmelina Arborea Roxb). Pembangunan hutan rakyat Jatiputih (Gmelina Arborea Roxb) seluas 49,55 ha memiliki NPV sebesar Rp. 4,295 Milyar selama umur proyek 8 tahun dengan discount factor 10 %.