Pengetahuan anak-anak Indonesia tentang sejarah masih kurang disebabkan oleh
pendidikan di sekolah yang kurang berhasil. Misalnya, seperti yang terjadi pada
siswa kelas 5 di SDN Sukodadi 2 Kabupaten Malang. Dari tes terakhir tingkat
kelulusan siswa dalam pelajaran IPS hanya sekitar 27%. Hal ini disebabkan oleh
metode belajar yang tidak bisa memberikan gambaran jelas atas peristiwa sejarah
dan menyulitkan siswa mengingatnya. Film animasi mampu menarik perhatian
anak-anak, dapat dimanipulasi untuk menunjang proses belajar, serta mengandung
unsur gerak dan hidup dalam imajinasi penonton sehingga dapat mengilustrasikan
cerita sejarah yang dianggap abstrak bagi siswa menjadi lebih konkret. Oleh karena
itu tesis ini berusaha merancang film animasi yang bisa membantu siswa sekolah
dasar dalam belajar sejarah. Tujuan tesis ini adalah mengetahui kendala siswa
sekolah dasar dalam belajar sejarah, memahami metode belajar sejarah melalui
media film animasi, dan merancang film animasi untuk belajar sejarah bagi siswa
sekolah dasar.
Metode untuk menggali masalah belajar serta menentukan konsep rancangannya
adalah dengan studi literatur, wawancara dengan guru, observasi proses belajar
siswa, dan menyebarkan kuesioner kepada siswa. Metode untuk menguji hasil
rancangan adalah dengan membandingkan hasil belajar siswa yang belajar dengan
cara biasa dan siswa yang belajar dengan bantuan film animasi ini. Strategi
perancangan film animasi berdasarkan cone of experience dengan didukung cara
belajar asosiatif, serta pengolahan informasi secara chunking dan rehearsal.
Hasil uji coba media menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dalam proses dan hasil
belajar siswa yang dibantu dengan film animasi. Dalam belajar siswa menjadi lebih
aktif berdiskusi dengan teman dan lebih bersemangat dibandingkan siswa yang
belajar dengan metode biasa. Hasil belajar siswa yang menggunakan film animasi
juga cenderung lebih baik dibandingkan siswa yang belajar dengan metode biasa.
Hal ini ditunjukkan dari rata-rata kelompok A (konvensional) mampu menjawab
benar 38% soal sementara rata-rata kelompok B (konvensional-film animasi)
sebanyak 53% soal.