Ekonomi kreatif adalah konsep yang muncul sebagai wadah aktivitas ekonomi yang bersifat kreatif dan kontemporer. Sebagai ibu kota Jawa Barat, Bandung dikenal sebagai kota yang kreatif. Banyak pengusaha industri kreatif yang merintis usahanya di Bandung, mulai dari usaha mikro hingga kecil dan menengah (UKM). Grootwatch Indonesia adalah salah satu bisnis yang didirikan di kota Bandung. Sejak berdiri pada tahun 2014, Grootwatch telah menawarkan produk inovatif jam tangan, yang terbuat dari tulang sapi dan tanduk kerbau, tidak seperti jam tangan lain yang ada di pasaran saat ini yang terbuat dari plastik, silikon, kain, dan kayu. Sebagai salah satu UKM, Grootwatch sedang berjuang untuk memasuki pasar. Namun, target pasar Grootwatch saat ini yaitu pria dan wanita generasi milenial, tidak menyadari akan adanya Grootwatch. Penjualan dari awal 2016 hingga 2017 pun menurun. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan identifikasi linkungan internal dan eksternal perusahaan, validasi positioning dan product offering, mengajukan strategi marketing, dan mengajukan action plan yang sesuai untuk dijalankan oleh manajemen Grootwatch.
Analisis eksternal terdiri dari analisis PESTEL, Porter’s Five Forces, dan Analisis Kompetitor. Analisis PESTEL menjelaskan lingkungan umum perusahaan. Porter’s Five Forces menggambarkan tingkat daya saing dalam industri ekonomi kreatif. Analisis kompetitor menjelaskan persaingan yang ada antara Grootwatch dan para pesaingnya. Analisis internal terdiri dari marketing mix, analisis Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP),Value Propositon Canvas, dan Business Model Canvas. Marketing mix menggambarkan strategi pemasaran yang saat ini diterapkan oleh Grootwatch. Analisis STP menjelaskan tentang segmen saat ini, target, dan posisi dari Grootwatch. Value Proposition Canvas menjelaskan kristalisasi penawaran produk Grootwatch dan Business Model Canvas menjelaskan struktur model bisnis perusahaan pada saat ini.
Target pasar Grootwatch dipertegas dengan menambahkan atribut pekerjaan pada segmentasi dan target Grootwatch. Namun, berdasarkan segmentation matrix, hanya ada karyawan dan pengusaha yang akan dipilih sebagai target pasar Grootwatch. Hasil validasi Value Proposition Canvas menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara target pasar dengan produk yang ditawarkan oleh Grootwatch. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, strategi marketing mix baru pun diusulkan. Khusus untuk pemasaran digital, model AISAS dianggap penting. Dengan model ini, Grootwatch dapat menggunakan platform media social seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan produk ke generasi millennial. Untuk meningkatkan kesadaran merek Grootwatch, strategi aktivasi merek dapat diimplementasikan.
Implementasi strategi pemasaran terdiri dari strategi produk, tempat, promosi, implementasi model AISAS, dan strategi aktivasi merek. Pelaksanaannya akan dilakukan selama setahun, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran merek Grootwatch. Di masa depan, Grootwatch harus melakukan riset pasar untuk mendapatkan desain serta karakteristik produk yang diinginkan oleh konsumen dan menerapkannya. Logo dan nama merek pun perlu ditinjau untuk menyesuaikan dengan jenis produk yang dijual oleh perusahaan.