digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sawi (Brassica juncea L.) merupakan sayur yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Sawi merupakan sayuran daun yang memiliki nilai ekonomis tertinggi ketiga di Indonesia setelah kubis dan brokoli. Namun, produktivitas sawi di Indonesia belum stabil. Salah satu penyebab dari turunnya produktivitas sawi adalah tingginya penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Bahan-bahan kimia tersebut menyebabkan tanah menjadi rusak sehingga daya gunanya menurun. Pengurangan penggunaan pupuk anorganik dan menggantinya dengan pupuk organik menjadi salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini. Penelitian ini mencobakan pupuk organik dari limbah sayur yang didekomposisi dengan jamur Marasmius sp. dan ditambahkan ragi Saccharomyces cerevisiae untuk budidaya sawi. Jamur Marasmius sp. mampu menghasilkan enzim lakase dan selulase yang dapat mendegradasi lignin dan selulosa sel tanaman. Sementara itu, ragi Saccharomyces cerevisiae menyediakan sumber nitrogen dan memaksimalkan kinerja Marasmius sp. serta menghasilkan fitohormon dan antimikroba. Budidaya tanaman sawi hijau dilakukan dengan prosedur budidaya oleh Balitsa dimana pupuk anorganik diganti menjadi pupuk kompos dari limbah sayur dan ditambah Saccharomyces cerevisiae. Perlakuan kontrol dilakukan sesuai prosedur Balitsa. Penelitian yang dilakukan di Kampus ITB Jatinangor selama bulan Desember 2017April 2018 ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian pupuk organik dari limbah sayur terhadap dinamika pertumbuhan fungi tanah total dan fungi pelarut fosfat pada budidaya tanaman sawi hijau, menentukan dinamika diversitas fungi tanah pada budidaya tanaman sawi hijau, serta menentukan pengaruh pemberian pupuk organik dari limbah sayur terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau. Parameter tanaman yang diamati pada penelitian ini adalah kondisi fungi tanah, pertumbuhan tanaman (luas dan jumlah daun), dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 8 jenis jamur dengan kemunculan berbeda pada setiap perlakuan. Dominasi fungi pada perlakuan pupuk organik dilakukan oleh Aspergillus sp1, Marasmius sp., dan Fusarium sp.. Dominasi fungi pada kontrol dilakukan oleh Marasmius sp. dan Fusarium sp.. Model matematis untuk pertumbuhan fungi total pada perlakuan pupuk organik adalah adalah y=-0,0013x6 + 0,0311x5 – 0,2948x4 +1,389x3 – 3,3952x2 + 4,0503x + 3,282 dan untuk perlakuan kontrol adalah y=-0,0028x6 + 0,0724x5 – 0,7165x4 +3,4563x3 – 8,4637x2 + 9,9389x + 0,5464.