digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ubi Jalar Ungu kultivar Ayamurasaki merupakan jenis ubi jalar yang diintroduksi dari Jepang dan telah ditanam di beberapa daerah di Indonesia. Secara alami perbanyakan ubi jalar dilakukan melalui stek batang. Pada penelitian ini, perbanyakan Ubi Jalar Ungu dilakukan secara in vitro menggunakan stek nodus. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian benzil amino purin (BAP) dengan atau tanpa naftalen asam asetat (NAA) terhadap pertumbuhan tunas aksiler. Percobaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap optimasi medium kultur pucuk dan tahap multiplikasi pucuk. Pada tahap pertama dilakukan dengan menanam stek nodus secara vertikal pada medium MS padat dengan pemberian 1x10-5 M dan 1,5x10-5 M BAP dengan atau tanpa NAA pada konsentrasi 0,5x10-6 M, 1x10-6 M, 2,5x10-6 M dan 5x10-6 M. Pada tahap kedua dilakukan subkultur dengan menanamkan stek nodus secara vertikal dan horizontal. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa panjang pucuk aksiler tertinggi dengan rata-rata 36,22 mm pada medium NAA 2,5x10-6 M tanpa BAP. Jumlah nodus terbanyak 9,29 nodus per pucuk terlihat pada medium dengan BAP 1x10-5 M tanpa NAA, sedangkan jumlah pucuk aksiler terbanyak 1,56 pucuk per eksplan pada medium BAP 1x10-5 M dengan kombinasi NAA 5x10-6 M. Pada percobaan pertama, penambahan BAP dengan konsentrasi yang berbeda memiliki peran penting dalam peningkatan pertumbuhan tunas aksiler ditinjau dari pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah nodus serta jumlah pucuk aksiler. Hasil percobaan tahap kedua menunjukkan bahwa stek nodus yang ditanam secara vertikal memiliki panjang pucuk tertinggi dengan rata-rata 48 mm, jumlah nodus terbanyak 17,11 nodus per pucuk serta jumlah pucuk aksiler paling banyak 2,78 pucuk per eksplan. Stek nodus yang ditanam secara horizontal memiliki panjang pucuk tertinggi dengan rata-rata 86,11 mm, jumlah nodus terbanyak 15,44 nodus per pucuk serta jumlah pucuk aksiler paling banyak 1,89 pucuk per eksplan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa stek nodus yang ditanam pada medium BAP 1,5x10-5 M dan NAA 2,5x10-6 M secara horizontal lebih berpengaruh dalam menginduksi panjang pucuk aksiler dan jumlah nodus, sedangkan penanaman secara vertikal menghasilkan jumlah pucuk aksiler lebih banyak.