Di dalam pemanfaatan batubara untuk kepentingan industri terutama sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik, batubara memiliki peranan yang sangat penting. Batubara yang dibutuhkan harus memiliki spesifikasi khusus yang dapat menyesuaikan dengan target kapasitas energi yang akan dihasilkan. Nilai kemampugerusan (Hardgrove Grindability Index) batubara memiliki peranan yang sangat penting di dalam penggunaan batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara halus berukuran -200 mesh (diamter 74 μm) sebagai umpan menuju boiler. Yang kemudian diparameterisasi dengan nilai HGI pada rentang 45-55.
Batubara yang akan diteliti berasal dari Aceh Barat . Dengan jenis IPE yang memiliki nilai kalori 5301 kkal/kg, HGI 46, dengan TM 27,5%. Jenis AJB memiliki nilai kalori 5057 kkal/kg, HGI 36, dengan TM 28,5%. Dan jenis BEL memiliki nilai kalori 5044 kkal/kg, HGI 27, dengan TM 30%. Percobaan dilakukan dengan menggunakan variasi waktu drying, suhu drying, dan komposisi blending. Percobaan ini dilakukan selama 15 hari untuk masing-masing sampel. Dengan variasi komposisi blending yang telah di atur.
Aktivitas penelitian yang dilakukan meliputi preparasi sampel batubara dengan metoda isolasi yang cukup ketat, kemudian perlakuan room drying T=250C selama 6 hari, air drying T=26-300C selama 6 hari, kemudian oven drying T=50-600C. Dan pada rentang 2 hari sekali dilakukan sampling untuk analisis HGI dan residual moisture. Sebagai pembanding dilakukan analisa petrografi untuk melihat keakuratan dari nilai HGI yang diperoleh, serta untuk melihat pengaruh dari kandungan maseral batubara terhadap nilai HGI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara residual moisture dan nilai HGI setelah dilakukan perlakuan. Kecenderungan rata-rata yang terlihat adalah seiring menurunnya kandungan residual moisture yaitu sebanyak 43,2% maka nilai HGI nya pun akan cenderung naik, dengan rata-rata kenaikan sebanyak 13,33%.