digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Artocarpus merupakan salah satu genus dari famili Moraceae yang diperkirakan memiliki 50 spesies dan tersebar di beberapa daerah tropis dan subtropis seperti Amerika Tengah, Australia Utara, Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia penyebarannya meliputi Sumatera, Bangka dan Kalimantan. Telah dilaporkan pada penelitian sebelumnya bahwa Artocarpus mengandung metabolit sekunder seperti golongan flavonoid, arilbenzofuran, stilben dan calkon. Artocarpus lanceifolius adalah salah satu spesies dari genus ini yang memiliki metabolit sekunder seperti flavon, kromon dan santon seperti yang telah dilaporkan sebelumnya. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi metabolit sekunder dari kulit akar Artocarpus lanceifolius yang berasal dari Sumatera Barat, Indonesia. Isolasi metabolit sekunder dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut aseton, kemudian dilakukan pemisahan dan pemurnian dengan menggunakan teknik kromatografi cair vakum dan kromatografi radial. Dan menggunakan analisis spektroskopi 1H-NMR, 13C-NMR, NMR 2D untuk menentukan struktur senyawa yang telah diisolasi. Berdasarkan metode tersebut telah diisolasi dan diidentifikasi dua senyawa turunan flavon yang telah dikenal, yaitu sikloartobilosanton dan artoindonesianin Z-5 serta isomernya. Senyawa-senyawa tersebut mengalami substitusi dengan subtituen gugus prenil (C5) pada karbon nomor 8 (C-8) dan karbon nomor 3 (C-3) yang selanjutnya mengalami siklisasi membentuk cincin piran dan furan. Sikloartobilosanton dan Artoindonesianin Z-5 juga telah diisolasi dari batang pohon Artocarpus lanceifolius. Sebagai kesimpulan, telah diperoleh dua senyawa turunan fenolik yang tersubstitusi oleh gugus prenil dari kulit akar Artocarpus lanceifolius, yaitu sikloartobilosanton dan artoindonesianin Z-5 serta isomernya. Dari hasil uji bioaktivitas ketiga senyawa terhadap bakteri S. aureus dinyatakan aktif dengan nilai MIC masing-masing 3,125 mg/L; 6,25 mg/L dan 3,125 mg/L dengan menggunakan amoksisilin dan kloramfenikol sebagai pembanding yang memiliki nilai MIC 3.125 mg/L dan 6,25 mg/L. Nilai MIC ketiga senyawa terhadap bakteri E. coli dengan menggunakan amoksisilin dan kloramfenikol sebagai pembanding menunjukkan keaktifan yang sama dengan nilai MIC yang sama yaitu 12,5 mg/L.