digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar Belakang dan Tujuan : Indonesia menpakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman hayati. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan banyaknya potensi bahan alam yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Antioksidan merupakan salah satu potensi dari bahan alam yang sedang populer dikembangkan dalam produk farmasi. Tumbuhan jayanti tersebar luas di negara tropis khususnya di Indonesia dan telah digunakan secara empiris di masyarakat Indonesia sebagai obat pusing, demam, batuk, haid tidak teratur, dan infeksi ginjal. Ekstrak metanol bunga jayanti dan ekstrak etanol daun jayanti mempunyai aktivitas antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas antioksidan ekstrak daun jayanti dengan pelarut berbeda kepolaran menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH, mengetahui korelasi antara total flavonoid, total fenol dan total karotenoid terhadap aktivitas peredaman DPPH, serta melakukan isolasi senyawa potensi antioksidan dari ekstrak daun jayanti. Metode : Ekstraksi dilakukan dengan refluks menggunakan tiga pelarut secara berturut turut n-heksana, etil asetat dan etanol. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan secara kualitatif menggunakan KLT dan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-sinar tampak. Ekstrak yang terpilih untuk difraksinasi adalah ekstrak n-heksana dan etanol. Fraksinasi ekstrak dengan cara kromatografi cair vakum (KCV) dengan sistem elusi gradien (n-heksana-etil asetat) dan (etil asetat-metanol) kemudian dipisahkan kembali secara kromatografi radial. Pemurnian dilakukan dengan pencucian untuk isolat dari ekstrak n-heksana (isolat A) dan kromatografi kertas preparatif (KKt) untuk isolat dari ekstrak etanol (isolat B). Uji kemurnian isolat secara KLT 2 dimensi. Karakterisasi isolat dilakukan secara KLT, penampak bercak H2S04 10%, ,sitroborat, FeC13 1%, KKt 2 dimensi, dan pereaksi geser dengan spektrofotometl? UV-sinar tampak. Hasil: ekstrak etanol memiliki aktivitas peredaman DTPH teftinggi (52,87%), IC50 terendah 4,12 ,ug/mL, kadar fenol total (5,18 g GAE/IOO g) dan flavonoid total teflinggi (4,56 g QE/IOO g), sedangkan karotenoid total teflinggi (4,56 g BET/100g) pada ekstrak n-heksana. Fenol total, flavonoid total dan karotenoid total antara ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol berbeda secara bermakna (p<0,05). Fenol dan karotenoid total mempunyai korelasi positif, tinggi dan bermakna terhadap peredaman DPPH. Satu senyaWa antioksidan dari ekstrak nheksana telah berhasil diisolasi berupa kristal merah tua dan dari ekstrak etanol berupa kristal jarum. Berdasarkan pola KLT dan data spektrofotometri UV-sinar tampak dibandingkan dengan P-karoten sebagai pembanding, maka diduga bahwa isolat A adalah senyawa 13-karoten, sedangkan isolat B berdasarkan data pereaksi geser dan spektrofotometri UV-sinar tampak yang memiliki sebesar 349 nm dan 266 nm, diduga flavonoid jenis flavonol-glikosida. Kesimpulan: Ekstrak etanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan IC50 terendah dibandingkan dengan ekstrak n-heksana dan ekstrak etil asetat. Fenol dan karotenoid total memiliki korelasi positif, tinggi dan bermakna terhadap aktivitas peredaman DPPH. Isolat antioksidan (A) dari ekstrak n-heksana diduga P-karoten dan isolat antioksidan (B) dari ekstrak etanol diduga 5, 7,4' -trihidroksi-flavonol-3-Oglikosida.