Kebutuhan akan baja berkekuatan tinggi dengan mampu bentuk yang baik pada aplikasi otomotif semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan baja yang memiliki kriteria tersebut, salah satunya adalah baja dua fasa yang memiliki kombinasi yang sangat baik antara kekuatan dan drawability sebagai akibat dari mikrostrukturnya yaitu ferit yang lunak serta martensit yang keras.
Baja dua fasa dapat diperoleh melalui perlakuan panas baja HSLA. Baja HSLA memiliki kekuatan yang tinggi melalui mekanisme penghalusan butiran dan pengerasan presipitasi. Mekanisme pengerasan martensitik kemudian dapat diberikan pada baja HSLA selain kedua mekanisme penguatan sebelumnya melalui perlakuan panas pada daerah intercritical annealing.
Pada percobaan ini, baja canai panas (hot rolled) API5LX65MO akan digunakan untuk menghasilkan baja dua fasa. Baja tersebut dipanaskan pada daerah intercritical annealing yaitu pada temperatur 740oC, 765oC, 790oC, dan 815oC dan ditahan pada waktu tahan 5, 10, 15, dan 20 menit. Setelah dipanaskan, baja segera didinginkan cepat (quenching) dalam media pendingin air. Pengujian tarik, kekerasan, dan pengujian tekuk dilakukan untuk menilai sifat mekanik baja dua fasa yang dihasilkan. Struktur mikro diamati menggunakan mikroskop optik.
Dari hasil percobaan, didapatkan temperatur pemanasan yang memberikan kekuatan paling tinggi adalah pada 815oC dengan waktu tahan 20 menit dengan tensile strength sebesar 699 N/mm2 atau naik sebesar 19,31% dari material awal. Nilai kekerasan yang didapatkan adalah 302 HVN atau naik sebesar 46% dari material awal. Elongasi turun dari 46% menjadi 26%. Fraksi volume martensit diperoleh sebesar 17,19%. Sedangkan dari hasil uji lengkung tidak ditemukan adanya keretakan pada permukaan material.