Bencana tanah longsor adalah satu jenis bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, khususnya di
Provinsi Jawa Barat, hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan iklim yang sangat mendukung. Daerah
Parongpong khususnya di desa Cihanjuang yang berada pada daerah perbukitan sebelah utara kota
Bandung merupakan salah satu daerah dengan potensi longsor tertinggi. Pengetahuan tentang
karakteristik lokasi berpotensi longsor sangatlah penting untuk mengetahui tindakan pencegahan yang
tepat dan menghindari terjadinya korban jiwa.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bidang gelincir longsor. Salah satu metoda geofisika yang
dapat digunakan dalam penelitian potensi tanah longsor adalah metoda resistivitas, metoda ini sangat
sensitif terhadap kandungan air di bawah permukaan yang merupakan salah satu penyebab terjadinya
suatu longsoran. Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Dipole-dipole pada empat lintasan
menggunakan alat resistivitymeter merk OYO model McOHM-21. Masing-masing lintasan memiliki
panjang 75 m untuk arah timur-barat dan 28 m untuk arah utara-selatan. Lintasan tersebut terletak pada
sebuah bukit dengan kemiringan sekitar 15 derajat. Berdasarkan kondisi geologi serta hasil pengukuran
resistivitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengukuran berupa tiga lapisan litologi di wilayah desa
Cihanjuang yang diinterpretasi sebagai pasir tufaan sebagai material longsor, lempung sebagai bidang
gelincir dan breksi vulkanik, dengan nilai resistivitas berturut-turut yaitu 73,8 ohm m − (>556) ohm m, 5 ohm m −
19,5 ohm m 114 ohm m. Jenis longsoran yang berpotensi terjad i pada daerah penelitian adalah longsor
rotasional.