digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terminal merupakan unit fasilitas untuk pelayanan umum, dalam hal ini pergerakan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai fasilitas umum, terminal harus dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Dalam mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efesien di Kota Pekanbaru, telah dibangun terminal penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang representative, gedung terminal yang megah dan luas. Semenjak pengoperasian terminal penumpang Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) pada tahun 2006 lalu. Terminal BRPS ini belum berfungsi dengan optimal, dimana sebagian besar bus angkutan umum tidak mau masuk ke terminal untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, walupun oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, telah dilakukan beberapa kali penertiban. Sehingga dibeberapa tempat di kota Pekanbaru timbul terminal-terminal bayangan, dimana terminal bayangan tersebut merupakan salah satu penyebab kemacetan di ruas jalan tertent di kota Pekanbaru. Berdasarkan rumusan persoalan diatas, maka dirumuskan tujuan studi ini untuk mengevaluasi kinerja fungsi terminal Bandar Raya Payung Sekaki dan merumuskan upaya pengoptimalisasian fungsi terminal penumpang Bandar Raya Payung Sekaki. Terkait dengan tujuan di atas, maka dilakukan beberapa tahapan yaitu mengevaluasi terminal BRPS berdasarkan persepsi penumpang angkutan umum dan berdasarkan persepsi Perusahaan Angkutan Umum (PAU) dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), yang mana kriteria yang ditetapkan berupa faktor keselamatan, faktor keamanan, faktor kebersihan dan kesehatan, faktor kenyamanan dan faktor lokasi. Kemudian di tahapan selanjutnya merumuskan kebijakan optimalisasi fungsi terminal BRPS berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh elemen kriteria yang didapat dari analisis AHP berupa faktor lokasi baik dari sisi persepsi penumpang maupun dari persepsi perusahaan angkutan umum. Dengan subkriteria memiliki nilai eigen terbesar berupa faktor frekuensi angkutan umum (0,233) berdasarkan persepsi penumpang angkutan umum dan sedangkan berdasarkan persepsi PAU subkriteria dengan nilai eigen tertinggi yaitu faktor biaya ke terminal (0,387). Dengan hasil evaluasi terminal BRPS yang didapat maka dirumuskan upaya optimalisasi fungsi terminal BRPS dengan beberapa prioritas upaya yang dapat dilakukan baik dari sisi penumpang maupun dari sisi PAU, maka dari sisi penumpang didapat berupa peningkatkan kualitas pelayanan bus Trans Metro Pekanbaru baik dari segi frekuensi angkutan maupun dari jumlah rute yang melayani terminal. Dan sedangkan dari sisi PAU didapat berupa pemberikan kelonggaran kepada pihak perusahaan angkutan umum dari segi biaya/cost oprasional angkutan, dapat berupa pengurangan biaya retribusi terminal yang harus dikeluarkan perusahaan angkutan umum. Dengan hasil analisis yang didapat pada bab sebelumnya maka didapat beberapa rekomendasi yang dapat diberikan bagi pemangku kebijakan dalam hal ini Pemerintah Kota Pekanbaru berupa : prioritas pertama yaitu perbaikan kinerja sistem angkutan penunjang terminal penumpang Bandar Raya Payung Sekaki terutama bus Trans Metro Pekanbaru, terutama dari segi frekuensi layanan bus Trans Metro Pekanbaru dan jumlah rute yang melayani terminal BRPS, prioritas kedua berupa memberikan kelonggaran kepada pihak perusahaan angkutan umum dari segi biaya/cost oprasional angkutan, dapat berupa pengurangan biaya retribusi terminal yang harus dikeluarkan perusahaan angkutan umum, dan prioritas ketiga berupa Memperbaiki dan meningkatkan kualitas jalan di Kota Pekanbaru terutama jalan utama menuju terminal Bandar Raya Payung Sekaki sehingga dapat memper mudah penumpang dan angkutan umum untuk menuju terminal Bandar Raya Payung Sekaki.