Jagung dipandang sebagai komoditas pertanian yang cukup strategis. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi jagung nasional, dengan lokasi utama penghasilnya adalah Kabupaten Garut. Namun, tanaman jagung sensitif terhadap variabilitas iklim. Dengan demikian, penting dilakukan prediksi musim neraca air tanaman jagung di Kabupaten Garut. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk prediksi musim adalah Constructed Analogue (CA). Verifikasi pada prediksi ini diperlukan untuk mengetahui kemampuannya sebelum dapat beroperasi.
Keluaran model iklim Climate Forecast System version 2 (CFSv2) dalam penelitian ini di-downscale dengan metode CA. Prediktor yang digunakan adalah fungsi arus (ψ) dan potensial kecepatan (χ) di ketinggian 850 hPa, sedangkan prediktannya adalah curah hujan. Data curah hujan prediksi kemudian diolah menjadi curah hujan efektif yang nantinya digunakan bersama parameter evapotranspirasi tanaman jagung untuk menghitung neraca air lahan. Neraca air prediksi ini diverifikasi menggunakan Brier score, Brier skill score, dan reliability diagram.
Prediksi neraca air surplus dengan metode CA mempunyai akurasi dan skill yang baik di periode tanam 1 (November – Februari), 2 (Maret – Juni), dan 3 (Juli – Oktober). Prediksi neraca air defisit cenderung memiliki akurasi rendah dan no skill di periode tanam 2, namun memiliki akurasi moderat dan skill rendah di periode tanam 3. Tingkat keandalan prediksi neraca air surplus maupun defisit tergolong “marginally useful for decision-making”. Perbedaan akurasi dan skill prediksi neraca air antara lead-1 musim dan lead-2 musim tidak signifikan.
Perpustakaan Digital ITB