Dalam sistem transportasi, konektivitas memainkan peran penting dalam sebuah penyelenggaraan transportasi (terutama transportasi multi-moda), termasuk dalam kawasan wisata. Konektivitas merupakan satu kesatuan dalam jaringan transportasi. Konektivitas mengacu pada kerapatan sambungan di jalan atau jaringan jalan dan kelangsungan dalam jaringan tersebut. Apabila konektivitas meningkat, jarak perjalanan menurun dan pilihan rute meningkat atau semakin banyak, sehingga perjalanan lebih mudah dan dapat langsung berpindah cepat antar tujuan, dan menciptakan sistem yang dapat diakses dan resilien. Konektivitas bukan hanya penting bagi transportasi diperkotaan, tetapi juga di kawasan wisata. Kawasan pariwisata memiliki berbagai macam kegiatan yang mendorong orang di luar kawasan tersebut untuk datang dan melakukan kegiatan wisata di kawasan tersebut, dan dapat dikatakan memiliki tingkat mobilitas yang tinggi. Kawasan Wisata Desa Ubud merupakan salah satu kawasan wisata terbaik di Indonesia yang dapat menarik wisatawan domestik maupun mancanegara dengan budaya dan kegiatan wisata yang dimiliki. Kawasan ubud pada awalnya dikembangkan sebagai kawasan wisata yang bebas kendaraan bermotor, dan pada saat ini belum memiliki sistem moda transportasi yang terintegrasi terutama kendaraan tidak bermotor. Pengunjung kawasan ubud saat ini sulit untuk mendapatkan moda kendaraan tidak bermotor. Permasalahan yang ada di kawasan wisata desa ubud tersebut, mendasari penelitian ini untuk mengkaji konektivitas moda tidak bermotor,sepeda sebagai moda utama dan moda pengumpan terhadap sistem transportasi yang terintegrasi dalam mendukung kegiatan pariwisata di kawasan wisata desa ubud. Metode analisis yang digunakan adalah metode campuran kualitatif dan kuantitatif, dengan teknik analisis menggunakan metode analisis isi dan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan dengan kajian bersifat normatif dan empiris. Kajian normatif dilakukan dengan melakukan kajian literatur terkait konektivitas sehingga mengeluarkan kriteria dan indikator sistem konektivitas. Kajian empiris dilakukan dengan melihat kondisi lapangan dan menghimpun respon 185 orang (100 penduduk lokal dan 85 wisatawan). Kajian empiris ini dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap rumusan kriteria dan indikator serta penilaian responden. Penilaian rumusan kriteria dan indikator sistem konektivitas kendaraan tidak-bermotor dan penilaian dan preferensi masyarakat penduduk lokal dan wisatwan akan dianalisis dan hasilnya akan menghasilkan sebuah rumusan desain sistem konektivitas kendaraan tidak-bermotor di kawasan wisata desa ubud.