Sebagian besar komponen dari kepompong ulat sutera terdiri dari fibroin yang
menjadi serat sutera dan serisin yang dibuang dalam proses degumming. Beberapa
penelitian terdahulu menunjukkan bahwa serisin dapat dimanfaatkan untuk
menjadi material dengan berbagai aplikasi di antaranya adalah sebagai biomaterial
yang dapat didaur ulang, biomaterial untuk keperluan medis, membran, serat
untuk tekstil yang bersifat khusus dan kosmetik. Namun serisin pada industri
sutera di Indonesia masih belum dimanfaatkan dengan baik. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan salah satu jalur aplikasi serisin di bidang tekstil,
yaitu untuk membentuk material serat nano dengan menggunakan serisin.
Tahapan penelitian dimulai dengan ekstraksi kepompong ulat sutera
menggunakan metode suhu dan tekanan tinggi, dilanjutkan dengan pembentukan
serbuk serisin menggunakan metode liofilisasi dan dibentuk menjadi serat nano
dengan electrospinning. Ekstraksi kepompong ulat sutera dilakukan dalam high
temperature-high pressure dyeing machine, yang menghasilkan larutan serisin
dengan konsentrasi 38,16 mg/mL. Larutan ekstrak dibentuk menjadi serbuk
serisin dengan menggunakan freeze dryer yang menghasilkan rendemen 15,08%.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa serisin yang terbentuk tidak dapat dijadikan
komponen tunggal untuk menghasilkan serat nano dengan electrospinning,
namun dapat dibentuk menjadi serat nano jika dicampurkan dengan polimer lain,
antara lain dengan polivinil alkohol (PVA) dan kitosan. Pada larutan PVA –
serisin, serisin dilarutkan dalam trifluoro acetic acid (TFA) dengan variasi
konsentrasi dari 16 hingga 20% b/b. Setiap konsentrasi larutan serisin
dicampurkan dengan larutan PVA 10% b/b dengan perbandingan 50:50.
Parameter kondisi electrospinning yang digunakan yaitu tegangan 25 kV, Taylor
cone distance (TCD) 10 cm dan laju alir 0,1 μL/jam. Semakin tinggi konsentrasi
serisin dihasilkan serat PVA – serisin dengan bentuk serat yang semakin tegas
tanpa lelehan. Pada persiapan larutan kitosan – serisin, kitosan dan serisin
dilarutkan dalam TFA dengan komposisi 1:1, 1:3 dan 1:5 (% b/b). Larutan kitosan
– serisin dioptimasi proses electrospinning dengan parameter kondisi tegangan
listrik 30, 32,5 dan 35 kV; laju alir 0,4 dan 0,6 μL/jam serta TCD 10 dan 15 cm.
Bentuk serat paling tegas tanpa lelehan diperoleh pada konsentrasi PVA 10% :
serisin 20% (50:50) dengan parameter kondisi electrospinning yaitu tegangan
listrik 25 kV, TCD 10 cm dan laju alir 0,1 μL/jam. Hasil serat kitosan – serisin
dengan diameter rata-rata dan koefisien variasi terkecil didapat pada komposisi
kitosan – serisin 1:3 (% b/b), parameter kondisi electrospinning yaitu tegangan
listrik 30 kV, lajualir 0,4 μL/jam dan TCD 15 cm. Dari hasil percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa serisin dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat serat
nano dengan metoda electrospinning.