digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2017 TS PP KAPAS FERNANDO PASARIBI 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Peningkatan industri oleokimia yang bersumber dari minyak sawit mendorong tumbuhnya limbah spent bleaching earth (SBE). Pada tahun 2014, pemerintah telah menetapkan limbah SBE sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) kategori 2 dari sumber spesifik. Urgensi pengelolaan limbah SBE yang tunduk pada tata cara pengelolaan limbah B3 mendorong peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK) yang berdampak negatif pada perubahan iklim. Oleh karenanya, eksternalitas berupa emisi GRK perlu diinternalisasi dalam skenario perencanaan biaya. Dalam penelitian ini, pengujian nilai manfaat-biaya pada skenario pengelolaan limbah SBE yang meliputi pemanfaatan dan penimbunan telah dilakukan. Skenario yang diuji meliputi: Penimbunan limbah SBE; Pemanfaatan limbah SBE dalam pembuatan biodiesel dan penimbunan deoiled bleaching earth (De-OBE); Pemanfaatan limbah SBE dalam pembuatan biodiesel dan pemanfaatan De-OBE pada kiln semen yang merupakan pihak ke-3; dan pemanfaatan limbah SBE dalam pembuatan biodiesel dan pemanfaatan De-OBE dalam pembuatan paving block. Pembuatan biodiesel pada pengelolaan limbah SBE memiliki aspek pemanfaatan yaitu perolehan kembali minyak nabati yang terkandung didalam SBE, sedangkan proses pemanfaatan pada kiln semen dan dalam pembuatan paving block memiliki aspek perolehan kembali bahan alam berupa bentonit (kiln semen) dan bahan pengganti pasir (paving block). Nilai emisi GRK dari sektor pemanfaatan dan sektor bergerak telah diketahui melalui perhitungan faktor emisi yang dikeluarkan oleh Department for Business, Energy and Industrial Strategy, sedangkan nilai GRK dari sektor penimbunan diketahui melalui metoda perhitungan Intergovernmental Panel on Climate Change. Pada skenario penimbunan atau landfilling, manfaat eksternal berupa CH4 recovery divariasikan sebesar 0%, 5%, 10%, dan 20%. Nilai emisi GRK pada tiap skenario selanjutnya diinternalisasikan ke dalam nilai ekonomi melalui perhitungan shadow price of carbon (SPC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif terbaik dalam pengelolaan limbah SBE melalui valuasi ekonomi dengan memperhitungkan nilai emisi yang dihasilkan oleh tiap skenario. Terkait pengambilan keputusan terhadap skenario pengelolaan limbah terbaik, maka diperlukan suatu analisis yang mampu menganalisis kelayakan suatu skenario melalui valuasi ekonomi. Salah satu analisis yang dapat digunakan dalam memilih skenario terbaik dalam pengelolaan limbah SBE adalah analisis manfaat biaya atau benefit-cost analysis (BCA) melalui penentuan nilai net present value (NPV) dan benefit cost ratio (BCR). Komponen biaya dan manfaat pada masing-masing skenario diperlukan dalam analisis BCA. Komponen biaya dan manfaat baik yang bersifat internal maupun eksternal pada masing-masing skenario selanjutnya diinternalisasi ke dalam perhitungan BCA. Eksternalitas berupa GRK pada masing-masing skenario dalam CO2 ekivalen selanjutnya diinternalisasi melalui perhitungan SPC. GRK didefinisikan sebagai eksternalitas negatif karena dapat berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim. Skenario pengelolaan melalui pemanfaatan limbah SBE dalam pembuatan biodiesel dan residunya berupa De-OBE memiliki nilai NPV dan BCR terbesar. Hal ini dikarenakan adanya komponen paving block yang menambah nilai manfaat dari skenario tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai GRK pada setiap skenario dari tahun ke-0 hingga ke-10 dari skenario ini adalah 55.371,42 ton CO2e. Nilai ini lebih besar dibanding skenario landfill SBE dikarenakan emisi pembakaran seluruh biodiesel hasil pemanfaatan minyak nabati pada SBE diperhitungkan. Besaran emisi dari pembakaran biodiesel hasil pemanfaatan minyak nabati pada SBE adalah sebesar 48.917,96 ton CO2e. Selain itu, nilai rerata SPC pada skneario ini lebih kecil dibanding skenario lainnya, yaitu sebesar Rp. 2.841.357.603. Rendahnya nilai SPC pada skenario ini disebabkan oleh cepatnya besaran minyak nabati yang digunakan dalam pembakaran, sehingga dampak peningkatan nilai SPC dari tahun ke tahun tidak berdampak besar pada skenario ini. Nilai NPV dan BCR pada skenario pembuatan biodiesel dan paving block masing-masing adalah Rp. 102.903.928.221,50 dan 1,5295. Analisis sensitivitas juga telah dilakukan pada skenario biodiesel-paving block. Dari hasil uji sensitivitas didapatkan bahwa perubahan harga bahan baku sebesar 10% tidak berpengaruh besar terhadap skenario pemanfaatan limbah SBE dalam pembuatan biodiesel dan residunya dalam pembuatan paving block.