digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Produktivitas sangat diperlukan oleh industri untuk memenangkan persaingan, dengan memberikan perhatian utama pada faktor tenaga kerja, termasuk dalam hal ini industri konstruksi. Perlindungan dan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya sakit dan kecelakaan akibat kerja sangat diperlukan. Pendorong utamanya adalah adanya kelelahan dan pekerjaan yang beresiko terjadinya work related musculoskeletal disorders (WMSDs). Karakteristik pekerjaan overhead memiliki resiko yang tinggi akan terjadinya kelelahan dan WMSDs, oleh karena itu perlu diadakan suatu assessment. Adanya intervensi ergonomi pada proses rekayasa terhadap metode kerja merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kelelahan dan tingkat resiko kerja. Sementara itu, pemilihan metode alternatif assessment juga dibutuhkan dalam rangka efisiensi biaya, waktu, tenaga dan lain-lain. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas intervensi ergonomi (penggunaan alat kerja yang baru) terhadap perkembangan kelelahan dan tingkat resiko kerja pada pekerjaan overhead di industri konstruksi melalui dua pendekatan, yaitu pengukuran langsung dan simulasi komputer. Dua puluh empat responden laki-laki dilibatkan dalam penelitian ini. Pengukuran langsung untuk mengetahui perkembangan kelelahan diukur melalui perubahan kekuatan genggaman tangan dan maximum voluntary contraction (MVC) dari otot tengah deltoid. Penilaian resiko kerja dilakukan dengan cara pengambilan gambar posisi kerja untuk kemudian disimulasikan pada salah satu software biomekanika yaitu 3 Dimensional Static Strength Prediction Program (3DSSPP). Responden melakukan pekerjaan mendempul langit-langit selama dua jam di dua hari yang berbeda. Pada hari pertama responden mendempul langit-langit dengan alat kerja konvensional sedangkan pada hari kedua menggunakan alat kerja perbaikan. Alat kerja perbaikan yang digunakan adalah ERGOSC merupakan hasil pengembangan Zulfahmi (2009). Pada saat eksperimen, perkembangan kelelahan diukur setiap dua puluh menit sekali selama dua jam, sedangkan posisi kerja diambil secara random terhadap empat posisi utama dalam pekerjaan overhead. Hasil penelitian menunjukkan adanya konsistensi antara pengukuran langsung dan simulasi, yang membuktikan bahwa alat kerja perbaikan dapat menurunkan kelelahan dan tingkat resiko kerja. Hasilnya adalah konsisten, namun pengukuran langsung masih tetap diperlukan untuk mengukur kelelahan. Sehingga direkomendasikan alat tersebut dapat dikembangkan pada dunia industri konstruksi.