Indonesia Convention Exhibition atau dikenal dengan ICE adalah venue tempat
diselenggarakannya pameran dan konvensi yang berlokasi di Bumi Serpong Damai, Tangerang,
provinsi Banten, Indonesia. ICE diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2015, venue ICE
memposisikan diri sebagai pusat pameran dan konvensi terbesar di Indonesia dengan konsep
gedung indoor. ICE dirancang seluas 220.000 meter persegi, terdiri dari 10 hall pameran seluas
masing2 seluas 4860M2 dan aula konvensi 4.000 m2, juga dilengkapi lobi pre-fungsi seluas 12,000
m2 dan 33 ruang pertemuan. Kegiatan usaha ICE secara umum adalah menyewakan venue kepada
PEO, PCO, dan korporasi. Disamping itu Manajemen ICE melakukan perencanaan strategis untuk
mengembangkan Pameran sendiri dengan tujuan mengakselerasi pertumbuhan pendapatan, pun
hal tersebut diyakini akan berdampak besar pada popularitas venue di masyarakat umum. Pameran
yang dimaksud adalah Pekan Raya Indonesia yang perdana diselenggarakan pada 20 Oktober - 6
Nov 2016. Dalam tugas akhir ini, penulis menganalisa strategi bisnis pameran Pekan Raya Indonesia, secara
eksternal dengan menggunakan analisa teori PESTEL dan Porter Five forces dan secara internal
menggunakan analisa teori Value Chain dan VRIO. Dari hasil analisa, dapat ditentukan SWOT
perusahaan dan diolah menggunakan TOWS Matriks untuk menemukan formula strategi bisnis
yang terbaik dan mengusulkan model bisnis baru untuk keberlanjutan Pekan Raya Indonesia yang
lebih sukses di masa mendatang.
Industri Pameran sebagaimana kegiatan usaha lain, tentunya bertujuan untuk mendapatkan nilai
laba atau profit yang lebih besar dan meningkatkan jumlah customer, dalam hal ini peserta dan
pengunjung pameran. Sebagai PEO untuk mensukseskan kegiatan usahanya, penting untuk
memperhatikan (i) utilisasi dan pengembangan sumber daya manusia yang professional, (ii)
Menerapkan kegiatan riset (R & D) sebagai budaya perusahaan dalam pengambilan keputusan,
dan pemanfaatan hasil riset untuk merancang konsep diferensiasi pameran, (iii) strategi bisnis agar
produk pameran menjadi lebih kompetitif dan berkelanjutan termasuk dalam menyikapi
kkompetitor, (iv) kemitraan dengan asosiasi, kegiatan usaha era digital, pemerintahan dan institusi
lain baik skala nasional dan internasional, serta (v) Optimalisasi kapasitas lahan pameran dan
efisiensi biaya operasional guna mencapai hasil profit yang lebih baik. Keberlanjutan Pameran
dalam hal ini di proyeksikan setidaknya dalam rentang waktu sepuluh tahun ke depan, sehingga
nilai yang ditawarkan dan manfaat efek multiplier yang dihasilkan terus bertambah seiring waktu.