digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2016 TS PP HANAFI 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2016 TS PP HANAFI 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Kenaikan suhu udara dipicu oleh semakin tingginya kadar Gas Rumah Kaca (GRK) diantaranya oleh CO2 yang banyak dihasilkan dari pembangunan jalan, campuran aspal hangat atau Warm Mix Asphalt (WMA) adalah salah satu teknologi yang berbasis ramah lingkungan dimana campuran aspal hangat diproduksi dengan temperatur yang lebih rendah dengan tingkat penurunan suhu antara 20°-40° C dibawah campuran aspal panas (HMA). Persentase penggunaan Sasobit® sebesar 3% sedangkan Leadcap® sebesar 1% dari berat aspal. Kinerja campuran WMA diukur dan dibandingkan dengan campuran HMA dengan melihat sifat dasar dan sifat reologi aspal, sementara kinerja campuran diperoleh dari pengujian Marshall, modulus resilien UMATTA dan uji kelelahan. Hasil pengujian DSR menunjukan penambahan zat aditif Leadcap maupun Sasobit® dapat merubah sifat aspal menjadi lebih elastis. Temperatur pencampuran dan pemadatan WMA dengan zat aditif Sasobit® pada temperatur 134°C /124°C sedangkan Leadcap®124°C/114°C, dimana hasil marshall menunjukan campuran HMA lebih tinggi dibandingkan campuran WMA. Hasil pengujian UMATTA pada temperatur 25°C dan 45°C nilai tertinggi pada campuran WMA dengan Sasobit® (3150 Mpa). Hasil pengujian kelelahan menunjukan campuran WMA dengan zat aditif Sasobit® maupun Leadcap® membuat umur kelelahan meningkat. Secara umum zat aditif dapat meningkatkan kinerja campuran dengan temperatur. pencampuran dan pemadatan yang lebih rendah dari HMA.