Menurut Peraturan Presiden 146/2015 tentang Indonesia harus melakukan
pembangunan kilang minyak baru, dan revitalisasi kilang minyak yang ada. Kilang
Cepu dikelola oleh PPSDM MIGAS, merupakan salah satu kilang di Indonesia yang
mulai 2013, jumlah produksi minyak menurun karena tangki hasil produksi penuh
residu dan perawatan tidak terjadwal. Manajemen PPSDM MIGAS telah mengambil
tindakan untuk menjual residu melalui lelang. Namun untuk masalah lain yaitu
perawatan tidak terjadwal, yang dibagi dengan proses pengadaan dan proses
perawatan. Langkah-langkah dalam proses pengadaan yang harus dilalui adalah
menerima pesanan, merencanakan perawatan, persetujuan dari eselon 4 dan eselon 3,
estimasi, negosiasi dan kesepakatan dengan pihak ketiga. Tujuan dari proyek ini
diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan menjaga produktivitas
kilang minyak dengan memperbaiki proses pengadaan untuk meningkatkan
pendapatan dan membantu memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia.
Manajemen di PPSDM MIGAS menerapkan metode lean six sigma: DefineMeasure-Analyze-Improve-Control
(DMAIC) dalam proses pengadaan. Tahap
Define mencari gejala masalah dengan Voice of Customer dan backlog. Tahap
Measure mengumpulkan data; rapat kelompok untuk mengidentifikasi masalah
dengan grafik Pareto, proses lead-time dan defect. Tahap Analyze menemukan akar
masalah dengan fishbone dan FMEA. Untuk menghilangkan limbah, perbaikan
dilakukan melalui beberapa simulasi skenario perbaikan: menggabungkan aktivitas
yang sama antara pejabat pembuat komitmen dengan staf pemeliharaan,
menggunakan formulir perawatan, dan memindahkan kantor dinas pengadaan
langsung ke kantor pembuat komitmen menjadi unit pengadaan. .
Perbaikan telah berhasil dilaksanakan pada proses Pengadaan selama bulan
Januari 2017 sampai dengan bulan Maret. Pengadaan dokumen pengerjaan lead time
telah meningkat 35 persen, dari 19,18 hari menjadi 12,4 hari. Nilai Cp juga
meningkat 119 persen dari 0,27 menjadi 0,60. Nilai Cpk meningkat 42 persen dari 0,49
menjadi
-0,29.
Tingkat
Sigma
dalam
proses
pengadaan
naik
dari
602
persen
0,2
menjadi
1,1.
Kenaikan
signifikan
terjadi
pada
The
Voice
of
Customer
terutama
pada
variabel
kecepatan dari 2,06 menjadi 2,67, sekitar 30 persen. Nilai kualitas juga
meningkat 8 persen dari 2,67 menjadi 2,89. Dengan peningkatan ini, peluang
produksi kerugian senilai Rp 1.342.432.000,00. Selain itu, pemantauan bulanan
diterapkan untuk mengendalikan konsistensi kinerja terus-menerus di masa depan.