Pengurangan risiko bencana tsunami yang memberikan dampak paling besar adalah peringatan dini tsunami, yang memberikan kesempatan masyarakat untuk dapat evakuasi menyelematkan diri ketempat aman. Terlepas dari permasalahan belum optimalnya kinerja rantai sistim peringatan dini, banyak permasalahan fisik dan non fisik yang mempengaruhi konsekuensi evakuasi sebagi reaksi terhadap peringatan dini. Penelitian ini yang merupakan bagian dari Penelitian PEER Cycle 3 – NAS Sub Grant 2000004899-FFATA telah mensimulasikan model perilaku evakuasi manusia saat mendengar peringatan tsunami melalui sirine.
Karena kegiatan evakuasi merupakan kompleksitas dari psikologi manusia, interaksi manusia dengan pemerintah lokal dan lingkungan, yang mana hal ini dapat mempengaruhi perilaku dan konsekuensi evakuasi. Untuk itu pentingnya sebuah model komputerisasi sederhana yang menggambarkan situasi dan kondisi kehidupan nyata di suatu wilayah saat populasi melakukan evakuasi dalam respon terhadap peringatan dini tsunami.
Penelitian dilakukan di Kota Padang, Sumatera Barat dengan mengambil sampel dengan sengaja di Kecamatan Koto Tangah. Sebuah model komputasi psikologi individu dikembangkan dalam analisis yang dibedakan dalam dua kondisi, yaitu kondisi normal (non-emergency) dan kondisi darurat (emergency). Dengan analisis menggunakan pohon keputusan algoritma ID3, dapat menentukan strategi peningkatan keberhasilan evakuasi. Implementasi akan disimpulkan upaya-upaya yang tepat dalam mengontrol/ mengubah keputusan evakuasi masyarakat menjadi kondisi yang ideal.