digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gunung Gede (Jawa Barat, Indonesia), terletak sejauh 60 km di sebelah selatan Jakarta dengan ketinggian 2.598 m di atas permukaan laut. Gunung Gede dikategorikan sebagai gunung api tipe A dan memiliki densitas populasi yang cukup padat di sekitarnya. Setiap tahun, seismisitasnya mengalami peningkatan dan didominasi oleh event volcano-tectonic A, volcano-tectonic B, gempa tektonik dan tremor. Swarm yang terjadi pada Februari-Maret 2012 disebabkan oleh adanya gempa tektonik akibat dari pergerakan sesar serta adanya intrusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan kemungkinan adanya zona lemah di sekitar Gunung Gede. Dilakukan picking waktu tiba gempa dari 104 event dengan masing-masing 401 fasa gelombang P dan gelombang S, dan dengan perangkat lunak Hypoellips ditentukan origin time serta hiposenter dari gempa VTA, VTB dan gempa tektonik lokal periode Januari-Januari 2017. Sebagian besar hiposenter memiliki solusi fix depth pada 0 km dikarenakan banyaknya event dengan azimuthal GAP > 180o. Selain itu terdapat kluster hiposenter di antara Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada rentang kedalaman 0 hingga 28,45 km. Kemudian, dilakukan pembaruan model kecepatan 1D, dan relokasi hiposenter dengan perangkat lunak VELEST33. Hasil relokasi menunjukkan distribusi hiposenter yang lebih mendekati daerah penelitian, serta jumlah event dengan solusi fix depth berkurang. Model kecepatan 1D, waktu tiba gempa, dan hiposenter yang telah diperbarui kemudian diinput untuk dilakukan relokasi hiposenter dan mendapatkan model tiga dimensi dari Vp, Vs, serta rasio Vp/Vs. Checkerboard test dan derivative weight sum belum memberikan hasil resolusi yang baik. Dari hasil inversi struktur kecepatan seismik 3D pada kedalaman 1, 0, 1, dan 2 km serta pada penampang D-D’ diketahui terdapat adanya tiga pola anomali kecepatan. Pertama zona batuan teralterasi berada pada kedalaman -2 hingga -1 km, ditandai dengan anomali Vp rendah dan Vp/Vs yang tinggi. Kedua, zona bekas konduit magma berada pada kedalaman -2,5 hingga 2,0 km, ditandai dengan anomali Vp yang tinggi dan Vp/Vs yang rendah. Dan ketiga, zona lemah pada kedalaman 0-2 km yang ditandai dengan anomali Vp yang rendah dan Vp/Vs yang tinggi. Selain itu relokasi hiposenter hasil SIMULPS12 memiliki persebaran paling mendekati daerah penelitian.