digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Radioterapi merupakan salah satu modalitas utama dalam pengobatan kanker. VMAT (Volumetric Modulated Arc Therapy) merupakan salah satu teknik radioterapi yang memberikan seluruh fraksi dosis secara kontinyu pada saat gantry terus menerus berotasi (dynamic beam delivery). Teknik ini dilakukan dengan mengatur tiga variabel utama yang berubah secara simultan saat treatmen berlangsung yaitu: kecepatan rotasi gantry, bentuk penampang berkas sinar yang diatur oleh pergerakan Multi leaf collimator (MLC), dan fraksi dosis yang diberikan. Perhitungan dosis sebelum pemberian treatmen perlu dilakukan agar tujuan radioterapi dapat tercapai. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi Monte Carlo VMAT dengan menggunakan EGSnrc code system / DOSXYZnrc untuk mengetahui distribusi dosis radiasi pada kasus kanker paru dengan data parameter berasal dari rtplan. Phantom yang digunakan berasal dari data CT scan thorax yang dibaca dengan ctcreate. Simulasi dilakukan dengan membagi jumlah titik kontrol VMAT ke dalam 38 kali simulasi dengan setiap simulasi terdiri dari 3 buah titik kontrol. Pembagian titik kontrol ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan spesifikasi komputer yang tersedia dalam melakukan simulasi dengan jumlah history partikel yang relatif banyak. Jumlah partikel yang digunakan pada satu kali simulasi adalah 2 x 107 partikel, sehingga total history partikel yang digunakan adalah 7,6 x 108 partikel. File output dari simulasi merupakan file dengan ekstensi .3ddose yang berisi data dosis hasil perhitungan, selanjutnya diolah dan dianalisis dengan metode statistika deskriptif sederhana untuk membentuk kurva isodosis. Sebagai perbandingan dilakukan pula simulasi VMAT dengan seluruh titik kontrol sekaligus dengan menggunakan jumlah history 6 x 107 partikel. Hasil menunjukkan bahwa distribusi dosis yang terbentuk dari seluruh simulasi yang dilakukan dengan 3 buah titik kontrol cenderung memiliki pola kurva isodosis yang serupa dengan distribusi dosis yang terbentuk dari simulasi yang dilakukan dengan seluruh titik kontrol, namun perbandingan jumlah history partikel yang digunakan untuk membentuk kurva isodosis yang sama antara kedua simulasi belum dapat diketahui secara pasti. Standar deviasi dosis simulasi masih memiliki nilai yang relatif besar, dengan nilai standar deviasi dosis yang diamati pada voxel yang berada tepat di isosenter sekitar 31,2%. Sehingga simulasi dengan membagi jumlah titik kontrol VMAT masih harus dikaji lebih lanjut agar dapat dijadikan salah satu solusi dalam mengatasi keterbatasan fasilitas komputer yang tersedia dalam melakukan simulasi Monte Carlo.