digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fungi merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit kulit terutama di negara tropis seperti Indonesia. Penggunaan obat tradisional di lingkungan masyarakat mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya yaitu minyak cengkeh. Penghasil utama minyak cengkeh di dunia yaitu Indonesia. Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang berasal dari daun Syzygium aromaticum (L.) yang memiliki kandungan utama eugenol sebagai antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan fungi yang sensitif terhadap minyak cengkeh. Minyak cengkeh dikarakterisasi dengan menentukan sifat organoleptis yang meliputi warna, bau, dan rasa; Kelarutan dengan etanol; bobot jenis; dan indeks bias. Sensitivitas fungi Candida albicans, Microsporum gypseum, dan Trichophyton mentagrophytes diuji dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas pada Saboraud Dextrose Agar (SDA) dan mikrodilusi cair pada Saboraud Dextrose Broth (SDB). Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian yaitu minyak cengkeh sebesar 0,5% dan 1% dalam DMSO 50%; kontrol negatif DMSO 50%; dan kontrol positif flukonazol 4, 8, 16, 32, dan 64 μg/ml. Aktivitas antifungi ditandai dengan adanya diameter hambat disekitar cakram kertas dan hasil menunjukkan zona hambat terbesar terjadi pada Trichophyton mentagrophytes. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi B Minimum (KBM) hanya terlihat jelas pada Trichophyton mentagrophytes yaitu 0,125 % dan 0,25 %. Dapat disimpulkan bahwa minyak cengkeh terhadap Trichophyton mentagrophytes menunjukkan aktivitas yang lebih baik dibandingkan Candida albicans dan Microsporum gypseum. Sehingga fungi yang lebih sensitif terhadap minyak cengkeh adalah Trichophyton mentagrophytes.